Oknum Sekdes Di Kecamatan Lumbang Diduga Terlibat Skandal Di Desa Sukapura  

0
Oknum Sekdes Di Kecamatan Lumbang Diduga Terlibat Skandal Di Desa Sukapura  
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Kasus memalukan kembali mencoreng wajah pemerintahan desa di Kabupaten Probolinggo. Seorang Sekretaris Desa (Sekdes) dari wilayah Kecamatan Lumbang berinisial (R) diduga kepergok tengah melakukan hubungan tidak senonoh dengan istri orang lain di sebuah rumah di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura. Selasa (26/11/2024)  

Kejadian ini terjadi pada Rabu, 13 November 2024, sekitar pukul 03.00 dini hari. Menurut saksi mata, peristiwa tersebut menjadi heboh setelah suami dari perempuan yang terlibat memergoki keduanya di lokasi kejadian.  

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sang suami yang curiga langsung menggerebek rumahnya. Saat masuk, ia mendapati istrinya hanya mengenakan handuk. Sementara itu, oknum Sekdes tersebut bersembunyi di balik pintu. Ketika ditanya oleh warga yang ikut menyaksikan penggerebekan, ia mencoba berdalih.  

“Saya mau numpang salat,” ujar Sekdes tersebut dengan gugup. Namun, jawaban itu tidak dapat diterima warga. Salah seorang yang geram bahkan sempat menonjoknya hingga giginya rompal.  

Warga yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, “Seharusnya sebagai Sekdes, dia menjadi panutan masyarakat, bukan malah berbuat seperti ini. Ini sangat memalukan dan mencederai kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.  

Setelah kejadian itu, warga membawa kasus ini ke Polsek Sukapura. Di kantor polisi, suami korban dan oknum Sekdes disebut-sebut telah mencapai kesepakatan secara kekeluargaan. Namun, warga tetap merasa perilaku tersebut harus dipertanggungjawabkan secara moral.  

“Warga sudah tahu semua soal kejadian ini, apalagi saat penggerebekan suasananya sangat ramai. Ini bukan hanya masalah pribadi, tapi perilaku seperti ini sangat mencoreng nama baik desa,” lanjut salah seorang warga.  

Masyarakat Desa Sukapura berharap pemerintah daerah mengetahui dan mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang mencoreng nama institusi desa. Mereka meminta agar aparatur desa menjadi contoh yang baik, bukan justru memberikan teladan buruk.  

“Kalau perilaku seperti ini dibiarkan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa akan hilang. Kami minta Pemda bertindak tegas agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas seorang warga lainnya.  

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi aparatur pemerintah untuk menjaga moralitas dan etika. Sebagai pelayan masyarakat, mereka dituntut tidak hanya bekerja dengan baik, tetapi juga memberikan contoh yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!