Jembatan Penghubung Di Desa Seboro Rusak Diterjang Banjir Bandang, Warga Harapkan Perhatian Pemerintah

0
Jembatan Penghubung Di Desa Seboro Rusak Diterjang Banjir Bandang, Warga Harapkan Perhatian Pemerintah
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Desa Seboro, khususnya Dusun Gilih, Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo kembali diuji alam. Hujan deras yang mengguyur tanpa henti tadi malam membawa serta arus deras yang menghancurkan jembatan penghubung utama antardesa. Akibatnya, warga terpaksa mengandalkan gotong royong untuk membersihkan kotoran dan kayu yang menyumbat aliran sungai. Kamis (6/2/2025)

Supriadi, seorang warga Dusun Gilih Desa Semboro sekaligus jaringan aktivis Probolinggo, menyampaikan kepada awak media, “Ini adalah jembatan penghubung utama yang tadi malam dibawa arus banjir bandang. Tadi malam memang hujannya sangat deras, bukan hanya di sini saja. Mungkin karena hujan deras di wilayah pegunungan Gading sehingga menyebabkan banjir bandang dan masuk ke rumah warga.”

Sementara itu, angin malam yang membawa kabar buruk juga membawa secercah harapan. PJ Bupati Probolinggo langsung meninjau lokasi tersebut semalam, memberikan dukungan moral kepada warga yang berjibaku dengan alam. “Alhamdulillah, tadi malam ditinjau langsung oleh PJ Bupati Probolinggo. Saya sangat berterima kasih atas kunjungannya,” ujar salah satu warga penuh syukur.

Namun, lebih dari sekadar kunjungan, ada seruan yang lebih lantang dari relung hati warga. “Harapan saya kepada pemerintah Kabupaten Probolinggo, terutama BPBD Kabupaten Probolinggo, agar segera dibangun kembali karena ini adalah akses utama kami menuju ke desa lain,” lanjut Supriadi, menyuarakan keresahan sekaligus harapan komunitasnya. 

Banjir bandang yang terjadi bukan hanya merusak infrastruktur, tapi juga memutus urat nadi kehidupan masyarakat. Akses antarwilayah terganggu, aktivitas sehari-hari terganggu, dan rasa aman terenggut. Di tengah hiruk-pikuk membersihkan sisa-sisa amukan alam, warga tetap menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah dan instansi lain yang sigap turun langsung ke lokasi. 

Namun, ketika puing-puing mulai dibersihkan dan aliran sungai kembali lancar, ada pertanyaan yang terus menghantui. Seberapa siap kita menghadapi kemurkaan alam yang tak terduga ini. Atau, akankah kita terus berlari tanpa persiapan, berharap alam tak lagi menguji kita dengan amarahnya.

Yang jelas, di Desa Seboro, semangat gotong royong dan harapan akan perhatian pemerintah menjadi bara kecil di tengah dinginnya bencana. Mereka menanti, dengan harapan jembatan itu akan kembali tegak, menghubungkan kembali asa yang sempat terputus. 

Penulis : Sayful

   Editor : Yuris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!