Semarak Budaya Dan Religiusitas Warnai Tasyakuran Harjakapro Ke-279 Di Kabupaten Probolinggo

Probolinggo, Radarpatroli
Semarak budaya dan religiusitas masyarakat Kabupaten Probolinggo kembali terasa kental dalam perayaan Tasyakuran Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakapro) ke-279 dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Ribuan warga memadati Alun-alun Kota Kraksaan pada Jum’at (9/5/2025) malam, siap menyaksikan arak-arakan gunungan dan tumpengan dalam tradisi ruwatan agung sedekah bumi yang penuh makna.

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal. Tradisi sedekah bumi yang menjadi bagian dari perayaan ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol syukur atas hasil bumi yang melimpah dan sebagai bentuk kebersamaan dalam masyarakat.
Tasyakuran Harjakapro ke-279 ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris bersama Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari Moh. Haris, SE., serta jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto. Tak ketinggalan, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, serta tokoh lintas agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha juga turut ambil bagian dalam momentum budaya tersebut.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan penampilan Tari Banjaran Joyolelono yang menceritakan sejarah dan semangat kepemimpinan Bupati pertama Probolinggo, Kiai Djojolelono. Tari ini sukses menggugah semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap warisan budaya lokal yang telah ada sejak masa lalu.

Puncak tasyakuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bupati Haris. Tumpeng tersebut kemudian diserahkan kepada perwakilan tokoh agama sebagai simbol harmoni dan toleransi antar keyakinan di Kabupaten Probolinggo. Momentum ini disambut meriah oleh masyarakat yang hadir di Alun-alun Kota Kraksaan, menciptakan atmosfer kebersamaan yang begitu kental.
Salah satu momen paling menarik adalah sesi rebutan lima gunungan hasil bumi yang disusun menjulang tinggi. Gunungan tersebut berisi aneka hasil panen seperti sayur-mayur, buah-buahan, hingga jajanan tradisional. Masyarakat yang berhasil merebut sebagian isi gunungan diyakini akan mendapatkan keberkahan dan kemakmuran. Rebutan gunungan ini mengundang tawa dan keceriaan yang menyebar di seluruh Alun-alun.
Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas antusiasme masyarakat dalam merayakan Harjakapro ke-279. “Usia 279 tahun adalah perjalanan panjang dan penuh dinamika, sejak masa pemerintahan Kiai Djojolelono pada tahun 1746. Kita rayakan dengan sederhana namun penuh makna. Tradisi sedekah bumi ini bukan sekadar seremoni, tapi bagian dari identitas kita sebagai masyarakat Kabupaten Probolinggo yang menjunjung tinggi kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur,” ujarnya.
Bupati Haris juga menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus penguat rasa cinta masyarakat terhadap Kabupaten Probolinggo. “Saya berharap tradisi seperti ini bisa menjadi daya tarik pariwisata budaya yang mampu mendongkrak perekonomian lokal,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Haris juga menyampaikan berbagai capaian dan program strategis Pemkab Probolinggo, termasuk pentingnya pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi kerakyatan, dan perluasan akses layanan pendidikan serta kesehatan. Bupati Haris menekankan pentingnya pembangunan jalan, digitalisasi layanan publik, dan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan bersama.
Tidak hanya itu, Bupati Haris juga menegaskan bahwa pembangunan fisik harus sejalan dengan pembangunan ruang ekspresi bagi seni dan budaya lokal. “Alun-alun Kota Kraksaan akan ditata lebih modern sebagai ruang publik yang representatif dan membanggakan. Ke depan, kawasan ini akan kita ubah seperti Malioboro dengan jogging track, taman interaktif, dan sentra UMKM. Ini bukan hanya soal tampilan, tapi juga menciptakan pusat ekonomi dan aktivitas sosial yang hidup,” jelasnya.
Bupati Haris menyampaikan mimpi besar untuk menjadikan Kabupaten Probolinggo sebagai kabupaten yang maju secara infrastruktur, budaya, dan pariwisata. “Kita punya Bentar dengan segala potensi wisata baharinya dan Bermi dengan gunung Argopuronya. Semua ini harus diintegrasikan dalam satu narasi pembangunan budaya dan ekonomi,” ujarnya.
Dalam akhir sambutannya, Bupati Haris mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk terus bersatu dalam membangun daerah. “Mari kita akhiri peringatan Harjakapro ini dengan tekad menjaga semangat pelayanan dan semangat pembangunan, rawat harmoni dan kedamaian, serta memberi ruang seluas-luasnya bagi kreativitas, inovasi, dan budaya lokal,” pungkasnya.
Perayaan Harjakapro ke-279 ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Probolinggo tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki kekuatan sosial budaya yang luar biasa untuk menopang kemajuan daerah. Tradisi seperti ruwatan agung dan sedekah bumi menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan yang penuh harapan. Perayaan ini mencerminkan semangat kebersamaan, toleransi, dan cinta tanah air yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Reporter : Sayful
Narasumber : Kominfo Kab.