Bupati Probolinggo Terima Audiensi PC Muslimat NU, Dorong Inklusi, Kesetaraan Gender, Dan Penurunan AKI-AKB

0
Bupati Probolinggo Terima Audiensi PC Muslimat NU, Dorong Inklusi, Kesetaraan Gender, Dan Penurunan AKI-AKB
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, menerima audiensi dari Pimpinan Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Probolinggo di Ruang Argopuro, Kantor Bupati Probolinggo, pada Jumat (16/5/2025). Audiensi ini dipimpin langsung oleh Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo, Hj. Nurayati, bersama 15 orang pengurus, serta melibatkan perwakilan dari Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo.

Dalam kesempatan ini, Hj. Nurayati menyerahkan dokumen hasil riset terkait keterkaitan kualitas infrastruktur terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo. Turut hadir mendampingi Bupati Haris, Kepala Dinas Kesehatan dr. Hariawan Dwi Tamtomo dan Kepala Dinas Sosial Rachmad Hidayanto.

Agenda audiensi mencakup pembahasan progres Peraturan Daerah (Perda) tentang Disabilitas dan Pengarusutamaan Gender (PUG), serta capaian Program GESIT (Gender and Social Inclusion in Infrastructure), yang sejak 2023 melibatkan Muslimat NU sebagai mitra pelaksana.

Dalam paparannya, Hj. Nurayati menegaskan bahwa kehadiran Muslimat NU bukan sekadar seremoni, tetapi membawa gagasan, data, dan riset konkret yang mencerminkan tanggung jawab sosial. “Kami membawa data lapangan yang bisa dijadikan dasar kebijakan. Kami ingin ini jadi titik balik dalam upaya menurunkan AKI dan AKB,” jelasnya.

Muslimat NU, menurutnya, juga aktif dalam pemberdayaan perempuan, advokasi sosial, pendidikan, hingga kesehatan. Ia mendorong lahirnya Perda Disabilitas dan Perda PUG sebagai bentuk keberpihakan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan lainnya.

Program GESIT yang digulirkan sejak 2023 telah menghasilkan capaian signifikan, seperti terbitnya Perda PUG Nomor 2 Tahun 2025, pembentukan UMKM Srikandi Bromo bagi perempuan ekonomi rentan, keterwakilan 30% perempuan dalam proyek infrastruktur, hingga lahirnya dua desa ramah perempuan dan peduli anak di Desa Tempuran dan Desa Alasnyiur.

“Kami tidak hanya mengusulkan, tapi mengawal program sampai ke tingkat desa. UMKM dan desa ramah perempuan ini nyata di lapangan,” tegasnya.

Muslimat NU juga menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam isu-isu krusial seperti stunting, pernikahan anak, kemiskinan ekstrem, dan pendidikan perempuan. “Kami ingin Muslimat NU dikenal bukan karena ceramahnya, tapi karena kerja nyatanya,” tegas Nurayati.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Haris menyatakan apresiasi mendalam atas kiprah Muslimat NU. “Saya merasa bangga. Ini bukan sekadar organisasi keagamaan, tapi hadir langsung di tengah persoalan masyarakat,” ucapnya.

Menurut Bupati, tingginya angka AKI dan AKB di Probolinggo harus menjadi alarm bagi seluruh jajaran pemerintah. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang dilahirkan ke depan harus berbasis pada data dan realita lapangan. “Kalau Muslimat NU sudah memberikan data konkret, tugas kami menindaklanjuti dengan kebijakan,” tambahnya.

Bupati Haris juga mengangkat pendekatan baru kepemimpinannya dengan mendekatkan pelayanan ke masyarakat melalui program “ngantor di kecamatan”. Ia mencontohkan Puskesmas Maron yang kini beroperasi 24 jam dan sedang disiapkan menjadi rumah sakit layanan masyarakat.

“Kami ingin pembangunan tidak hanya diputuskan dari balik meja, tapi benar-benar melihat langsung kondisi desa,” tegasnya.

Dalam audiensi tersebut, Bupati Haris juga menyinggung pentingnya mengubah pola pikir masyarakat, terutama soal pendidikan. Ia prihatin dengan rendahnya rata-rata lama sekolah di Probolinggo yang masih berada di angka 6,31 tahun. “Banyak anak perempuan lulus SD langsung dinikahkan. Ini pola pikir yang harus kita ubah,” katanya.

Bupati mengajak Muslimat NU untuk mengambil peran strategis dalam edukasi dan advokasi di tingkat keluarga dan desa. “Kalau kita ingin sukses menurunkan stunting dan angka pernikahan anak, Muslimat harus berada di garda terdepan,” ujarnya.

Menutup audiensi, Bupati Haris menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat sinergi dengan Muslimat NU dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

“Saya yakin jika Muslimat NU ikut menjaga masyarakat, Kabupaten Probolinggo akan penuh berkah. Pemerintah siap mendukung selama programnya jelas, menyentuh rakyat, dan berpihak pada kesetaraan serta hak kelompok disabilitas,” pungkasnya.

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!