Festival Gir Sereng Lorong Waktu Budaya Di Tepi Pantai Pilang Kota Probolinggo

0
Festival Gir Sereng Lorong Waktu Budaya Di Tepi Pantai Pilang Kota Probolinggo
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Suara gamelan yang merdu berpadu dengan aroma lupis gula merah dan sedapnya ikan asin goreng menjadi pembuka suasana yang magis di Pantai Permata Pilang, Kecamatan Kademangan, pada Minggu (1/6). Di bawah tajuk “Festival Gir Sereng”, kawasan pesisir ini menjelma menjadi panggung sejarah hidup yang memikat ribuan pasang mata.

Festival dibuka secara resmi oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, yang tampil dalam balutan busana adat Pendalungan hitam lengkap dengan udeng khas Probolinggo. Menyusuri jalur utama stan yang seluruhnya dibangun dari bambu, jerami, dan anyaman daun kering, Wali Kota menikmati atmosfer tempo dulu yang menggoda rasa dan membangkitkan kenangan masa silam.

“Festival Gir Sereng” sendiri berarti “pinggir pantai”, namun bukan sekadar pesta kuliner belaka. Ini adalah wujud napas kolektif warga Kelurahan Pilang dalam merawat dan merayakan warisan leluhur. Sebanyak 20 stan kuliner tradisional menyajikan panganan khas seperti klepon, latuk, ongol-ongol, nasi bu’uk, nasi karak, rujak cingur, hingga ketan bubuk semua disajikan oleh warga yang mengenakan kostum lawas seperti baju lurik, kebaya encim, dan kerudung klasik.

Suasana semakin hidup dengan kehadiran benda-benda tempo doeloe seperti sepeda kumbang berboncengan pisang dan kelapa, kendi tanah liat, lampu oncor, tungku tumang dari bata merah, hingga burung perkutut dalam sangkar bambu. Setiap detail menciptakan lorong waktu yang autentik dan penuh cinta akan tradisi.

Lurah Pilang, Rois Siswanto, mengungkapkan bahwa semua yang ditampilkan dalam festival ini merupakan hasil swadaya dari RT-RT se-Kelurahan Pilang. “Kami hanya memfasilitasi dan mengarahkan. Selebihnya, masyarakat yang bergerak dan berkreasi,” ucapnya.

Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. “Ini bukan sekadar festival. Ini adalah pemantik gerakan budaya dan ekonomi masyarakat. Dengan animo sebesar ini, bukan tidak mungkin Festival Gir Sereng menjadi salah satu dari 100 event wisata tahunan Kota Probolinggo,” ujarnya dalam sambutan.

Penampilan Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari yang turut memainkan alat musik gambang menambah kehangatan suasana. Ia mengiringi pertunjukan seni Jawa dari kelompok Pergerakan Sarinah, bentukan mantan Wali Kota Hj. Rukmini, yang membawakan lagu-lagu lawas dengan kostum klasik yang memukau.

Antusiasme warga begitu terasa. Ima (45), warga Jrebeng Lor, menikmati sepotong lupis sambil tersenyum. “Semoga acara seperti ini bisa rutin, setidaknya tiap bulan. Rasanya enak, suasananya bikin inget masa kecil. Ini bukan cuma festival, ini nostalgia,” katanya penuh haru.

Festival Gir Sereng juga diramaikan dengan lomba tari antar-RW dan lomba stan tempo doeloe. RW\.03 berhasil meraih Juara 1 lomba tari, disusul RW\.02 (Juara 2) dan RW\.01 (Juara 3). Sementara untuk lomba stan, RT.06 RW\.01 keluar sebagai Juara 1, disusul RT.05 RW\.01 dan RT.02 RW\.02.

Dewan juri yang terdiri dari seniman dan budayawan Kota Probolinggo, yakni Peni Priyono, Sri Rahayu, dan Guruh Bayu, menilai berdasarkan keaslian tema, visualisasi, serta inovasi stan yang ditampilkan.

Festival ini turut dihadiri Sekda Ninik Ira Wibawati, kepala perangkat daerah, serta para pegawai Pemerintah Kota Probolinggo yang datang setelah mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila. Acara ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghidupkan nilai-nilai budaya lokal.

“Destinasi pinggir pantai ini hanya awal,” tutup Wali Kota. “Kelurahan Pilang telah membuktikan bahwa dengan kemauan dan kreativitas, gang-gang kota sekalipun bisa disulap menjadi destinasi wisata budaya yang membanggakan.”

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kota

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!