KWT Desa Kalianan Ubah Limbah Susu Jadi Pupuk Organik Cair Berkat Kolaborasi Dengan PLN NP UP Paiton

Probolinggo, Radarpatroli
Dalam upaya mendorong pertanian berkelanjutan dan mengelola limbah secara produktif, PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (PLN NP UP) Paiton menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kalianan, Kecamatan Krucil, untuk mengolah susu out of grade menjadi pupuk organik cair (POC) bernilai tinggi, dengan dukungan dari Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo dan Politeknik Negeri Jember.

Desa Kalianan dikenal sebagai sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Probolinggo dengan populasi sekitar 570 ekor sapi. Setiap sapi rata-rata memproduksi 15 liter susu per hari. Namun, tidak semua susu yang dihasilkan memenuhi standar pasar, sehingga masuk kategori *out of grade* dan biasanya dibuang karena dianggap tidak layak konsumsi.
Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh PLN NP UP Paiton, susu yang semula menjadi limbah kini diolah menjadi pupuk organik cair ramah lingkungan. Inovasi ini bukan hanya solusi bagi permasalahan limbah susu, namun juga menjadi peluang ekonomi baru bagi para perempuan tani.
Dr. Budi Utomo, S.Pt., M.P., dosen dari Politeknik Negeri Jember yang menjadi narasumber dalam pelatihan menjelaskan bahwa susu memiliki kandungan nutrisi tinggi yang baik untuk tanaman. “POC dari susu mengandung unsur hara yang mendukung kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman seperti jagung, tomat, dan kubis. Efeknya bisa langsung terlihat dari kondisi tanaman yang lebih sehat dan pertumbuhannya lebih cepat,” jelasnya.
Para anggota KWT yang sebagian besar adalah petani perempuan kini telah memiliki keterampilan untuk memproduksi POC secara mandiri. Produk ini dapat digunakan sendiri untuk keperluan bertani atau dijual sebagai pupuk organik, membuka peluang usaha baru di sektor pertanian.
Senior Manager PT PLN Nusantara Power UP Paiton, Dwi Juli Harsono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. “Kami ingin menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat desa dengan memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan. Ini juga bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan peran aktif perempuan dalam pembangunan desa,” terangnya.
Kolaborasi ini menjadi contoh sinergi positif antara sektor industri, lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat dalam menciptakan solusi berkelanjutan berbasis desa. Diharapkan inisiatif ini bisa direplikasi di wilayah lain dengan potensi serupa.
“Program ini membuka peluang distribusi produk organik lokal yang lebih luas dan menjadi pijakan awal menuju praktik pertanian regeneratif berbasis inovasi desa,” pungkas Dwi Juli Harsono.
Langkah ini menjadi bukti bahwa pengelolaan limbah yang tepat dapat menghadirkan manfaat besar bagi lingkungan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Reporter : Sayful
Narasumber : Kominfo Kab.