Seorang Wartawan, Pagi Bisa Makan Dengan Tukang Becak, Malamnya Bisa Makan Dengan Pejabat

Probolinggo, Radarpatroli
Kemampuan untuk bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat adalah salah satu aset paling berharga yang dimiliki seorang wartawan. Pekerjaan ini menuntut fleksibilitas luar biasa, di pagi hari mungkin duduk di warung sederhana bersama tukang becak sambil menyeruput kopi panas, mendengarkan keluh kesah tentang tarif sewa becak yang naik atau jumlah penumpang yang menurun; di malam hari, duduk di meja makan mewah bersama pejabat pemerintah, membahas rencana pembangunan infrastruktur dan kebijakan publik yang sedang digodok.
Momen-momen seperti ini bukan sekadar soal makan bersama. Di sanalah wartawan mendapatkan akses ke beragam sudut pandang. Dari tukang becak, wartawan mendengar kisah perjuangan hidup yang penuh tantangan, cerita tentang harga beras yang melonjak, dan harapan sederhana agar jalanan tetap aman. Dari pejabat, wartawan memperoleh informasi langsung tentang kebijakan yang akan diambil, pertimbangan politik yang melatarbelakanginya, dan visi jangka panjang yang ingin dicapai.
Perpaduan dua dunia yang kontras ini membentuk sebuah mozaik informasi yang kaya. Wartawan yang mampu menjembatani kesenjangan ini akan mampu menyajikan berita yang tidak hanya berimbang, tetapi juga memberi pembaca gambaran utuh: bagaimana kebijakan yang dicanangkan di ruang rapat ber-AC akan berdampak nyata di jalanan, di pasar, atau di rumah-rumah sederhana.
Namun, jalan ini tidak selalu mudah. Wartawan harus menjaga integritas meski berada di tengah tekanan, baik dari mereka yang berkuasa maupun dari opini publik. Keberanian untuk bertanya pertanyaan sulit dan kejelian untuk membaca situasi adalah senjata utama. Profesionalisme menjadi landasan agar tidak terjebak dalam bias atau kepentingan sempit.
Menjadi wartawan berarti siap berada di garis depan untuk mencari kebenaran. Setiap percakapan, setiap kunjungan, setiap jamuan makan entah di warung pinggir jalan atau di restoran mewah adalah kesempatan untuk memahami masyarakat dari sudut pandang yang berbeda. Inilah yang membuat pekerjaan ini unik sekaligus menantang: wartawan adalah jembatan antara suara rakyat kecil dan kebijakan besar negara.
Pada akhirnya, wartawan yang mampu menggabungkan semua potongan cerita itu akan memberi kontribusi besar bagi masyarakat. Mereka menjadi mata dan telinga publik, mengawasi kekuasaan, menyuarakan aspirasi yang tak terdengar, serta mendorong perubahan sosial yang positif.
Maka, teruslah berjuang, para Sahabatku wartawan. Tetaplah berada di tengah-tengah masyarakat, dari lapisan terbawah hingga tertinggi. Jadilah saksi, pendengar, sekaligus penyampai kebenaran. Karena di tangan wartawan yang berintegritas, berita bukan sekadar informasi ia adalah kekuatan untuk membentuk masa depan yang lebih adil.
Penulis : Sayful
Editor : Yuris