Inovasi Kelas Rangkap, Kabupaten Probolinggo Jadi Perhatian Nasional, 15 Kepala BBPMP Dan BPMP Lakukan Studi Tiru

0
Inovasi Kelas Rangkap, Kabupaten Probolinggo Jadi Perhatian Nasional, 15 Kepala BBPMP Dan BPMP Lakukan Studi Tiru
Bagikan

Surabaya, Radarpatroli 

Inovasi pendidikan berbasis kelas rangkap yang dikembangkan di Kabupaten Probolinggo kembali mencuri perhatian. Sebanyak 15 Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dari berbagai provinsi di Indonesia melakukan kunjungan studi tiru ke SDN Sukapura 3, Kecamatan Sukapura, Rabu (13/8/2025).

Rombongan yang dipimpin oleh Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Astuti, disambut langsung oleh Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indariyati, Korwil Bidang Dikdaya Kecamatan Sukapura, serta jajaran dewan guru SDN Sukapura 3.

Dalam kunjungan tersebut, para kepala BBPMP dan BPMP berkesempatan menyaksikan langsung proses pembelajaran multigrade di tiga kelas. Formatnya unik gabungan kelas 1-2, kelas 3-4, dan kelas 5-6 berada dalam satu ruang, masing-masing dikelola oleh satu guru. Model ini dianggap efektif mengatasi keterbatasan jumlah guru di wilayah terpencil dengan jumlah siswa total kurang dari 60 orang.

Kepala BBPMP Jawa Tengah, Nugraheni Astuti, mengaku takjub dengan kemampuan para guru.

“Awalnya kami membayangkan betapa sulitnya mengajar dua jenjang berbeda sekaligus. Namun setelah melihat langsung, luar biasa sekali semangat para guru. Ternyata kelas rangkap benar-benar menjadi solusi saat sekolah kekurangan tenaga pengajar,” ungkapnya.

Ia menambahkan, hasil kunjungan ini akan menjadi bahan kajian di provinsi masing-masing.

“Kunjungan lanjutan bersama tim provinsi berpeluang dilakukan agar metode ini dapat diadopsi secara luas,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indariyati, mengungkapkan bahwa penerapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak serta-merta berjalan mulus.

“Awalnya penuh tantangan. Namun sejak tahun 2018, dengan dukungan kepala daerah dan komitmen Dinas Pendidikan, program ini berkembang pesat,” jelasnya.

Menurut Sri Agus, PKR memungkinkan satu guru mengajar dua atau lebih tingkatan kelas dalam satu ruang secara bersamaan, metode yang umum digunakan di daerah terpencil dengan keterbatasan fasilitas maupun tenaga pendidik. Program ini awalnya digagas melalui kerja sama antara Pemkab Probolinggo dan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), dengan Kecamatan Sukapura sebagai lokasi uji coba karena banyaknya guru yang pensiun sementara penggantinya belum mencukupi.

Hasilnya, dari hanya delapan sekolah pilot project di awal, kini telah berkembang menjadi 161 sekolah penerap PKR di seluruh Kabupaten Probolinggo.

“Keberhasilan SDN Sukapura 3 dan sekolah-sekolah lainnya menjadi bukti bahwa keterbatasan sumber daya bukanlah penghalang untuk memberikan pendidikan berkualitas. Inovasi, kolaborasi, dan komitmen daerah menjadi kunci keberhasilan program ini,” pungkasnya.

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!