Gerakan Pangan Murah Serentak Warnai Peringatan HUT Ke-80 RI Di Kota Probolinggo

0
IMG-20250830-WA0040
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Pemerintah Kota Probolinggo bekerja sama dengan Perum Bulog Kancab Probolinggo menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di lima kecamatan, Sabtu (30/8), sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari aksi nasional yang digagas Kementerian Pertanian RI dan dilaksanakan serentak di 7.285 kecamatan se-Indonesia, yang juga diikuti secara daring oleh berbagai daerah.

Pelaksanaan GPM di Kota Probolinggo berlangsung di lima titik kecamatan, yakni Kecamatan Mayangan, Kanigaran, Wonoasih, Kademangan, dan Kedopok. Masyarakat antusias memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli bahan pangan pokok dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar. Berbagai kebutuhan pokok disediakan, antara lain beras SPHP 5 kilogram seharga Rp 57.000, minyak goreng 1 liter Rp 15.000, gula pasir 1 kilogram Rp 15.000, telur ayam 1 kilogram Rp 24.000, serta bawang merah 1 kilogram Rp 32.000.

Dalam kunjungannya di Kecamatan Kedopok, Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, menegaskan bahwa program GPM merupakan upaya nyata pemerintah untuk meringankan beban masyarakat akibat fluktuasi harga pangan.

“Pemerintah Kota Probolinggo menggelar program Gerakan Pangan Murah di lima kecamatan secara serentak. Tujuannya adalah untuk mengendalikan inflasi harga bahan pokok, terutama beras, minyak goreng, dan bawang merah. Kami berharap harga pangan lebih terkendali dan stok tetap aman hingga akhir tahun, sekaligus persiapan menjelang panen raya pada Desember mendatang,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa program ini juga menjadi langkah antisipatif menghadapi surplus hasil panen. “Kalau distribusi tidak lancar, beras bisa menumpuk tanpa gudang penyimpanan, seperti yang pernah kita alami. Dengan adanya GPM, selain menstabilkan harga, kita juga menyiapkan ruang dan sistem distribusi jelang panen raya nanti,” tutur dokter Aminuddin.

Dukungan penuh diberikan oleh Perum Bulog Kancab Probolinggo. Wakil Pimpinan Cabang, Zaki, menyampaikan bahwa stok pangan di tiga wilayah kerja  Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang  dalam kondisi sangat aman.

“Stok beras saat ini mencapai 90 ribu ton, cukup untuk kebutuhan dua tahun ke depan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Melalui GPM ini, Bulog menyalurkan 20 hingga 50 ton beras di tiap kegiatan untuk menstabilkan harga. Kami juga menggandeng TNI, Polri, dan instansi terkait agar gerakan ini lebih masif dan tepat sasaran,” ujarnya.

Selain penyaluran langsung di lokasi kegiatan, Bulog juga mendorong peran koperasi lokal. Salah satunya adalah Koperasi Merah Putih di Kelurahan Sukoharjo, yang diberi akses membeli beras langsung dari gudang Bulog. Koperasi kemudian menjual beras dengan harga tidak lebih dari HET Rp 12.500 per kilogram untuk beras medium. Skema ini dinilai efektif menjaga ketersediaan beras dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo, Aries Santoso, menyoroti persoalan harga bawang merah yang masih tinggi di pasar lokal. Padahal, Probolinggo dikenal sebagai salah satu sentra penghasil bawang merah.

“Produksi bawang merah di Probolinggo sebenarnya cukup bahkan surplus hingga bisa diekspor. Namun, distribusi yang tidak merata dan dominasi penjualan keluar daerah membuat pasokan lokal terbatas. Akibatnya harga di pasar lokal masih tinggi. Untuk itu, melalui Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ASMI), kita akan dampingi petani dan pedagang agar pasokan dalam daerah lebih terjamin sehingga harga bisa lebih stabil,” jelasnya.

Di sisi lain, manfaat program GPM juga dirasakan langsung oleh warga. Siti Nurhayati, warga Kecamatan Kedopok, mengaku terbantu dengan adanya pasar murah ini.

“Beli di sini bisa lebih murah daripada harga di pasar. Lumayan sekali untuk kebutuhan rumah tangga. Saya bisa membeli beras dengan harga terjangkau, jadi beban kebutuhan dapur sedikit lebih ringan. Harapannya kegiatan seperti ini bisa sering diadakan, apalagi menjelang hari-hari besar,” ungkapnya sambil membawa dua karung beras.

Antusiasme masyarakat terlihat jelas dengan antrean panjang sejak pagi hari di berbagai lokasi pelaksanaan. Tidak hanya ibu rumah tangga, tetapi juga para pedagang kecil ikut membeli bahan pangan untuk kebutuhan usaha mereka. Beberapa warga bahkan datang dari luar kecamatan untuk memanfaatkan kesempatan ini.

Melalui sinergi antara pemerintah daerah, Bulog, koperasi, asosiasi petani, dan dukungan masyarakat, Gerakan Pangan Murah di Kota Probolinggo diharapkan mampu menjaga stabilitas harga pangan, mengamankan stok hingga akhir tahun, serta mengurangi beban ekonomi masyarakat. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana gotong royong antar instansi dan kolaborasi dengan masyarakat mampu menciptakan solusi konkret di tengah dinamika kebutuhan pangan nasional.

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kota 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!