UPM Dampingi Petani Kopi Sumberduren Tingkatkan Produktivitas Dan Pemasaran Digital

Probolinggo, Radarpatroli
Universitas Panca Marga (UPM) melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2025 memberikan pendampingan intensif kepada kelompok tani kopi Sumberduren Agro di Desa Sumberduren, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Program ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas kopi, memperbaiki teknik pengolahan pascapanen, sekaligus memperluas jangkauan pemasaran melalui pemanfaatan platform digital.

Tim PKM UPM diketuai oleh Dewi Anggun Oktaviani, S.E., M.Agr., dengan anggota tim Retno Sulistiyowati, S.P., M.P. dan Triyan Bayu Pratama, S.P., M.P. Program ini juga melibatkan mahasiswa dari Program Studi Agribisnis dan Agroteknologi yang berperan sebagai pendamping lapangan. Kehadiran mahasiswa tidak hanya memberikan dukungan teknis, tetapi juga menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sehingga mereka memperoleh pengalaman langsung dalam pemberdayaan masyarakat.
Berbagai kegiatan pendampingan telah dilakukan secara bertahap. Pada tahap budidaya, petani mendapatkan pelatihan tentang teknik pemangkasan yang benar, sambung pucuk untuk peremajaan tanaman, pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman, serta pengendalian hama terpadu untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Upaya ini bertujuan agar produktivitas kopi meningkat secara berkelanjutan tanpa merusak kualitas biji kopi.
Pada tahap pascapanen, kelompok tani dilatih mengolah hasil panen dengan standar yang lebih baik. Tim UPM memperkenalkan mesin roaster, pulper, dan grinder untuk menghasilkan produk roasted bean dan bubuk kopi yang lebih konsisten dalam rasa serta memiliki nilai jual lebih tinggi. Proses pengolahan ini sebelumnya dilakukan secara manual dengan peralatan sederhana sehingga kualitas produk tidak stabil dan kapasitas produksi terbatas.

Selain pendampingan teknis, program ini juga menekankan pentingnya strategi pemasaran modern. Petani kopi Sumberduren difasilitasi untuk membuat akun e-commerce di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Mereka juga didampingi dalam memasarkan produk melalui media sosial, dengan memanfaatkan konten digital yang menarik untuk memperkenalkan *brand* kopi Sumberduren ke pasar yang lebih luas.
Ketua Tim PKM, Dewi Anggun, mengungkapkan adanya perkembangan positif dari program ini. “Sebelum program, produktivitas kopi hanya sekitar 0,8 kilogram per pohon. Dengan teknik budidaya yang lebih baik, kami menargetkan produksi naik minimal menjadi 2,5 kilogram per pohon. Saat ini, petani sudah mulai menghasilkan roasted bean dan bubuk kopi dalam kemasan sederhana yang dipasarkan secara digital. Ini langkah awal yang penting untuk menjadikan kopi Sumberduren lebih dikenal,” jelasnya.
Sementara itu, Abdullah selaku Ketua Kelompok Tani Sumberduren Agro menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Dengan adanya pelatihan dan hibah mesin, kami jadi bisa mengolah kopi sendiri tanpa bergantung pada pihak luar. Kami juga belajar memasarkan produk lewat marketplace, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kami bayangkan. Harapannya kopi Sumberduren makin dikenal luas, sehingga pendapatan petani bisa meningkat,” ujarnya penuh semangat.
Program PKM ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2025, serta difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPM. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen UPM dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan masyarakat melalui pengembangan usaha berbasis potensi lokal.
Dengan adanya pendampingan ini, Desa Sumberduren berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu sentra kopi unggulan di Kabupaten Probolinggo. Peningkatan produktivitas, kualitas produk, dan akses pasar melalui digitalisasi diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga membuka peluang usaha baru berbasis ekonomi desa yang berdaya saing.
Reporter : Sayful
Sumber Berita : UPM Probolinggo