Pemerintah Desa Curahdringu Gelar Musdesus Ketahanan Pangan Dan Revitalisasi BUMDes Tahun 2025

Probolinggo, Radarpatroli
Pemerintah Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) dengan agenda strategis mengenai ketahanan pangan dan revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada tahun anggaran 2025. Musdesus ini merupakan upaya pemerintah desa untuk memperkuat fondasi ekonomi desa sekaligus mendukung program nasional terkait ketahanan pangan. Kamis (11/09/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai unsur penting, antara lain Kepala Desa Curahdringu Tiyayah, Ketua BPD Sugiono, Camat Tongas, Rochmad Widiarto, S.Stp, Kasi Ekobang Kecamatan Tongas, Novita Yusanti, SH, MM, PLT Sekcam Tongas, Krisno Dwi Prabowo, S.Sos, Bhabinkamtibmas Desa Curahdringu, Aipda Suyitno, SH, Pendamping Desa Kecamatan Tongas, Elly Dwi M, Pendamping Lokal Desa, Sumar; perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta undangan lainnya. Kehadiran berbagai pihak tersebut menunjukkan pentingnya sinergi lintas elemen dalam mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan.
Dalam penyampaiannya, Camat Tongas Rochmad Widiarto, S.Stp, menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam pengelolaan BUMDes adalah keterbatasan modal dan aturan baru terkait penggunaan Dana Desa. Ia menuturkan, penyertaan modal BUMDes saat ini semakin kecil dibandingkan sebelumnya. Namun, pemerintah tetap mendorong desa agar mampu memanfaatkan dana yang tersedia untuk mendukung program prioritas nasional, khususnya 20% Dana Desa untuk ketahanan pangan.
“Mulai tahun 2025, desa harus benar-benar fokus pada penguatan ketahanan pangan melalui pengelolaan BUMDes. Anggaran sebesar Rp140 juta akan dikelola BUMDes Curahdringu untuk usaha produktif, terutama di sektor pertanian padi dan jagung. Harapannya, dana ini tidak hanya dikelola secara transparan, tetapi juga bisa menghasilkan keuntungan untuk memperkuat permodalan BUMDes ke depan,” tegas Camat Tongas.
Camat Tongas Rochmad Widiarto, juga menambahkan bahwa BUMDes nantinya bisa menjalin kerja sama dengan masyarakat, misalnya melalui sistem sewa lahan sawah yang telah terdaftar dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi. Dengan pola kerja sama tersebut, BUMDes dapat membantu petani yang kekurangan modal, sekaligus memastikan usaha tetap produktif.
Selain fokus pada padi dan jagung sebagai komoditas utama, Musdesus juga membuka peluang pengembangan usaha lain yang sesuai dengan potensi lokal. Seperti usaha perikanan (lele, bandeng, dan tambak), peternakan ayam maupun bebek, serta sektor lain yang bisa menopang ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan desa.
Namun demikian, Camat Tongas Rochmad Widiarto menekankan agar program utama tetap berfokus pada penguatan pangan pokok sesuai dengan arahan Presiden. “Jangan sampai prioritas jagung dan padi ini terabaikan. Sektor lain boleh dikembangkan, tapi harus tetap mendukung program nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Camat Tongas Rochmad menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa melalui BUMDes. Ia menjelaskan, keuntungan yang diperoleh dari usaha BUMDes nantinya akan dibagi dalam tiga komponen, yakni,
1. Honorarium atau insentif pengelola BUMDes,
2. Pendapatan asli desa (PADes),
3. Penguatan permodalan BUMDes agar usaha terus berkembang.
“Pembagian keuntungan harus disepakati bersama melalui musyawarah. Segala bentuk pembukuan, pembelanjaan, hingga laporan keuangan BUMDes harus jelas dan diketahui masyarakat,” imbuhnya.
Musdesus ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi Desa Curahdringu dalam membangun sistem ketahanan pangan yang kuat sekaligus memperkuat posisi BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi desa. Dengan dukungan dana, regulasi, serta partisipasi masyarakat, pemerintah optimis BUMDes mampu berkembang lebih profesional dan berkelanjutan.
Selain itu, Musdesus juga menekankan perlunya kolaborasi antara perangkat desa, pendamping, serta masyarakat untuk memastikan program ketahanan pangan berjalan efektif. Mulai dari pengelolaan pertanian hingga diversifikasi usaha, semua diarahkan agar desa lebih mandiri, berdaya saing, dan mampu menghadapi tantangan ekonomi global.
Dengan adanya kesepakatan ini, Desa Curahdringu menegaskan komitmennya untuk mendukung program nasional sekaligus memperkuat kemandirian desa. Harapannya, BUMDes dapat tumbuh sebagai lembaga ekonomi desa yang sehat, akuntabel, dan menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat.
Penulis : Sayful
Editor : Yuris