Hari Jadi Ke-666 Kota Probolinggo Dimeriahkan Lomba Desain Batik Bertema “Probo Glam”

0
WhatsApp Image 2025-09-30 at 01_55_40
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Panitia Lomba Desain Motif Batik Kota Probolinggo Tahun 2025 resmi mengumumkan para pemenang pada ajang bergengsi yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo. Kompetisi ini menjadi salah satu wadah untuk melahirkan inovasi sekaligus menjaga kekayaan budaya lokal melalui sentuhan batik khas daerah.

Dalam pengumuman hasil lomba, motif batik “Glipang Wira Budaya” karya Candida Ardelle, siswi SMAK Mater Dei, sukses merebut perhatian dewan juri dan terpilih sebagai Juara 1 kategori pelajar. Karya ini memikat karena keberhasilannya memadukan unsur seni tradisi tari Glipang dengan visual yang elegan. Tim juri yang dipimpin langsung oleh Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani, menilai bahwa karya Candida tidak hanya memenuhi aspek estetika, namun juga kaya makna filosofi yang menggambarkan semangat budaya Probolinggo.

Sementara itu, di kategori umum, Luluk Tumintah berhasil meraih Juara 1 melalui karyanya yang berjudul “Tari Glipang”. Karya ini dianggap mampu menghadirkan representasi kuat dari identitas budaya lokal yang dikemas dalam gaya modern sesuai tema besar lomba tahun ini, yaitu “Probo Glam” (Pesona Probolinggo dalam Gaya Modern).

Prosesi penyerahan hadiah berlangsung meriah pada Senin malam (29/9) malam. Di Stadion Bayuangga Kota Probolinggo. Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, didampingi Wakil Wali Kota Hj. Ina Dwi Lestari, secara langsung menyerahkan penghargaan kepada para pemenang di hadapan ratusan undangan, peserta, serta masyarakat yang turut menyaksikan.

Tercatat, sebanyak 184 peserta dari berbagai kalangan ikut serta dalam kompetisi ini, terbagi dalam kategori pelajar dan kategori umum. Dari jumlah tersebut, panitia memilih delapan finalis di masing-masing kategori untuk menjalani proses pelatihan pengaplikasian desain pada kain, sehingga karya mereka tidak hanya sebatas konsep visual tetapi juga bisa diwujudkan menjadi produk batik nyata yang bernilai jual.

Proses penilaian yang dilakukan dewan juri berlangsung ketat dan detail. Ada sembilan aspek utama yang menjadi standar penilaian, mulai dari kesesuaian dengan tema, tingkat kreativitas dan orisinalitas, estetika visual, komposisi warna, penempatan motif, fungsi dan aplikasi desain, kecocokan motif dengan jenis kain, kesesuaian ukuran kain, hingga kandungan nilai kelokalan yang menjadi ciri khas batik daerah.

Beberapa karya dengan corak yang berhasil masuk ke dalam jajaran finalis antara lain, Mangga Probolinggo Manis Dalam Batik, Batik Sembodo Mulyo, Segara Biru (Laut Probolinggo), Terak, Petik Laut, Bayang Warisan Dalam Ombak, Laju Harmoni Lestari, Berkah Laut Probolinggo, Srikandi Jaran Bodhag, Arunika Samudra, Pesona Laut Probolinggo, Shuka Taru Draksha, Mangga Anggur Pribumi, dan Manggur (Dua Rasa Satu Cerita).

Dalam sambutannya, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menekankan pentingnya momentum ini sebagai langkah awal dalam menciptakan identitas baru batik khas Probolinggo. Ia berharap hasil dari lomba tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi benar-benar melahirkan motif-motif yang bisa dikenal luas hingga ke tingkat nasional bahkan internasional.

“Saya berpesan kepada seluruh peserta, jangan berhenti berinovasi. Jangan takut bersaing dan jangan lupa untuk berkolaborasi. Batik Kota Probolinggo adalah milik kita bersama, mari kita rawat dan kembangkan agar semakin hebat dan berdaya,” tegasnya.

Sementara itu, dr. Evariani yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme peserta. Menurutnya, seluruh peserta adalah pemenang karena telah berani menuangkan ide kreatif mereka ke dalam karya batik. Ia juga menegaskan komitmen Dekranasda untuk terus mendukung sekaligus mempromosikan hasil karya para desainer muda.

“Teruslah berjuang, tingkatkan kreativitas dan inovasi. Kami dari Dekranasda siap membantu promosi. Bahkan, dalam waktu dekat karya pemenang akan kami tampilkan di ajang Surabaya Fashion Parade, sehingga bisa dikenal lebih luas,” ungkapnya penuh semangat.

Di sisi lain, salah satu pemenang, Candida Ardelle, mengaku terinspirasi dari kesenian tradisional Tari Glipang dalam menciptakan motifnya. Ia memadukan bentuk daun dengan gerakan tari Glipang, dilengkapi dengan sentuhan warna dominan hitam dan emas yang memberikan kesan mewah namun tetap elegan.

“Di motif batik saya ada gambar daun-daun, lalu ada elemen Tari Glipang dengan tambahan motif yang lebih berkelas. Saya gunakan warna merah, anggur, hijau mangga, dan biru, tetapi yang paling dominan adalah hitam dan emas,” jelas siswi kelas XI tersebut dengan bangga.

Melalui lomba desain motif batik ini, Pemerintah Kota Probolinggo tidak hanya meneguhkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi baru yang dapat meningkatkan daya saing batik Probolinggo di pasar global. Dengan semangat kebersamaan, karya-karya para peserta diharapkan menjadi warisan kreatif yang mampu memperkuat identitas budaya sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat setempat.

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kota 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!