Wali Kota Probolinggo Buka Pendidikan Kader Penggerak Moderasi Beragama (PKPMB) Segmen Kepemudaan, Tekankan Pentingnya Toleransi Dan Harmoni Sosial

0
IMG-20251018-WA0111
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Suasana penuh semangat kebersamaan dan moderasi mewarnai Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Probolinggo pada Sabtu (18/10), saat Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, secara resmi membuka kegiatan Pendidikan Kader Penggerak Moderasi Beragama (PKPMB) Segmen Kepemudaan yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Probolinggo.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 18–19 Oktober 2025, dan diikuti oleh 50 peserta muda lintas agama dan organisasi kemahasiswaan, di antaranya perwakilan dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Umat Buddha, Gereja Katolik Bunda Karmel, Kristen Protestan, Hindu, Konghucu, serta organisasi mahasiswa seperti IMM, PMII, HMI, dan GMNI.

Tujuan utama kegiatan ini adalah mencetak **kader muda penggerak moderasi beragama** yang mampu menjadi teladan toleransi, menjaga kerukunan, serta berperan aktif dalam pembangunan daerah yang damai dan harmonis.

Dalam sambutannya, Wali Kota dr. Aminuddin menekankan bahwa moderasi beragama bukan sekadar konsep, tetapi merupakan pondasi utama pembangunan daerah. Menurutnya, tanpa kedamaian dan kerukunan antar umat beragama, roda pembangunan tidak akan berjalan optimal.

“Tujuan kita semua adalah kerukunan dan kedamaian. Karena dengan kerukunan itulah tahapan-tahapan pembangunan dapat berjalan baik,” ujar Wali Kota dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan para peserta.

Ia menambahkan, masyarakat yang mampu hidup berdampingan secara harmonis adalah modal sosial yang sangat penting untuk menciptakan kemajuan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga sosial budaya.

Wali Kota juga mengingatkan pentingnya menanamkan nilai toleransi dan sikap inklusif, terutama di kalangan generasi muda.

“Bahasa filosofinya sekarang, toleransi itu inklusif. Artinya terbuka untuk semua. Semua komponen di kota ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk proses pembangunan,” jelasnya.

Menurutnya, generasi muda harus menjadi pionir dalam membangun jembatan antara perbedaan, bukan menjadi sumber perpecahan. “Kita semua punya peran masing-masing. Kekuatan kita justru ada pada keberagaman. Jika ini kita kelola dengan baik, maka Kota Probolinggo akan menjadi contoh kerukunan bagi daerah lain,” tegas Aminuddin.

Dalam arahannya, Wali Kota mengibaratkan seorang pemimpin seperti dirigen dalam sebuah orkestra.

“Pemimpin itu seperti dirigen dalam orkestra. Ia memberi kesempatan kepada semua untuk bersuara, mengatur tempo agar menghasilkan harmoni. Begitu juga kita dalam kehidupan beragama, harus saling mendukung agar potensi bangsa ini bisa tumbuh besar,” ujarnya dengan penuh makna.

Ia juga menegaskan bahwa kepemimpinan masa depan harus berorientasi pada persatuan dan kolaborasi lintas sektor, bukan pada kepentingan kelompok sempit.

Wali Kota turut memaparkan capaian pembangunan selama masa kepemimpinannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam enam bulan terakhir angka kemiskinan di Kota Probolinggo berhasil turun sebesar 0,49 persen, dengan tingkat kesalahan hanya 0,005 atau 5 per seribu  capaian yang dinilai valid dan signifikan.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo meningkat menjadi 5,85 persen, naik dari sebelumnya 5,1 persen menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Ini artinya, kerja keras dan sinergi semua pihak membuahkan hasil nyata. Tapi capaian ini akan sia-sia bila kerukunan tidak kita jaga. Karena pembangunan yang kokoh hanya dapat tumbuh di atas fondasi kedamaian dan kebersamaan,” tegasnya penuh semangat.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Probolinggo, Ahmad Hudri, menjelaskan bahwa kegiatan PKPMB ini merupakan yang pertama di Kota Probolinggo, bahkan bisa jadi yang pertama di Indonesia.

“Kami mendesain kegiatan ini untuk mempersiapkan kader muda lintas agama agar bersama-sama membangun peradaban yang berkarakter wasathiyah, berpikir moderat, serta menolak paham ekstrem seperti fundamentalisme, radikalisme, sekularisme, dan liberalisme,” jelasnya.

Lebih lanjut, FKUB menargetkan 2.500 kader muda penggerak moderasi beragama dalam lima tahun ke depan. Mereka akan berkolaborasi melalui berbagai program, termasuk Rumah Pintar Moderasi dan Kampung Moderasi, sebagai pusat edukasi dan penguatan nilai-nilai toleransi di masyarakat.

“Kami percaya dari Kota Probolinggo yang kecil ini akan lahir mutiara-mutiara muda yang mampu menerangi Indonesia dengan semangat toleransi dan kebersamaan,” tambah Hudri optimistis.

Kegiatan PKPMB ini menghadirkan narasumber lintas agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Materi yang disampaikan mencakup moderasi beragama, wawasan kebangsaan, kepemimpinan inklusif, serta peran pemuda dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.

Selain para peserta muda, kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakapolres Probolinggo Kota, Kepala Badan Kesbangpol, tokoh FKUB, serta perwakilan organisasi keagamaan. Kehadiran lintas unsur tersebut memperkuat pesan bahwa kerukunan dan moderasi bukan hanya tanggung jawab satu kelompok, melainkan seluruh elemen bangsa.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Probolinggo bersama FKUB berkomitmen untuk terus memperkuat pondasi toleransi dan harmoni sosial, demi mewujudkan Kota Probolinggo yang damai, inklusif, berkarakter, dan berdaya saing tinggi.

Seperti pesan penutup Wali Kota dr. Aminuddin, “Kerukunan bukan sekadar hidup berdampingan, tapi bagaimana kita saling memahami dan menghargai. Dari Probolinggo, mari kita jadikan moderasi beragama sebagai budaya hidup bersama yang penuh cinta, kedamaian, dan kemajuan.”

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kota 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!