Perpusdes Delarasati Raih Juara 1 Lomba Perpustakaan Desa Terbaik 2025, Bukti Komitmen Dispersip Probolinggo Kembangkan Budaya Literasi

0
IMG-20251028-WA0039
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Komitmen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan budaya literasi kembali membuahkan hasil membanggakan. Perpustakaan Desa (Perpusdes) Delarasati yang berlokasi di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, berhasil dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan/Taman Baca Masyarakat (TBM) Terbaik se-Kabupaten Probolinggo Tahun 2025.

Lomba yang digelar setiap tahun oleh Dispersip Kabupaten Probolinggo ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu, profesionalitas, dan peran strategis perpustakaan desa dalam pembangunan sumber daya manusia. Selain sebagai ajang apresiasi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai instrumen evaluasi dan percepatan peningkatan layanan literasi di tingkat akar rumput.

Dalam ajang tahun ini, Perpusdes Pondokkelor Pintar dari Desa Pondokkelor, Kecamatan Paiton, meraih Juara 2, sedangkan Perpusdes Pojok Baca Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, berhasil menempati Juara 3.

Piagam penghargaan kepada para pemenang diserahkan langsung oleh Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris (Gus Haris) didampingi unsur Forkopimda pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-80, dan Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (28/10/2025).

Kepala Dispersip Kabupaten Probolinggo, Ulfiningtyas, menjelaskan bahwa penilaian lomba tidak hanya berfokus pada kelengkapan fasilitas fisik seperti rak, jumlah buku, atau sarana pendukung lainnya. Lebih dari itu, tim juri menilai inovasi, kualitas pelayanan, profesionalitas pengelolaan, serta dampak sosial yang dihasilkan bagi masyarakat sekitar.

“Yang kami ukur adalah sejauh mana perpustakaan mampu menjadi ruang belajar yang hidup, yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat, serta mendorong mereka untuk terus membaca dan mengembangkan diri,” ungkap Ulfi.

Menurutnya, keberadaan perpustakaan desa harus menjadi gerakan kolaboratif yang melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah desa, komunitas literasi, masyarakat, serta para pengelola perpustakaan.

Ulfi menambahkan, pihaknya telah melakukan penilaian administrasi terhadap seluruh perpustakaan desa, kelurahan, dan TBM yang ada di Kabupaten Probolinggo. Dari hasil seleksi tersebut, enam nominasi terbaik kemudian diseleksi lebih lanjut melalui kunjungan lapangan oleh tim juri.

Keenam perpustakaan yang berhasil masuk nominasi meliputi,

1. Perpusdes Delarasati Desa Klaseman Kecamatan Gending.

2. Perpusdes Pondokkelor Pintar Desa Pondokkelor Kecamatan Paiton.

3. Perpusdes Pojok Baca Desa Laweyan Kecamatan Sumberasih.

4. Perpusdes Sumberlele Jaya Desa Sumberlele Kecamatan Kraksaan.

5. Rumah Baca Cahaya Desa Pohsangit Tegah Kecamatan Wonomerto.

6. Perpusdes Harapan Bangsa Desa Bulujaran Lor Kecamatan Tegalsiwalan.

Tim penilai terdiri dari unsur komunitas literasi, TP PKK Kabupaten Probolinggo, serta akademisi dari lembaga pendidikan tinggi. Dengan komposisi tersebut, proses penilaian dilakukan secara obyektif, menyeluruh, dan berorientasi pada kualitas dampak sosial.

Ulfiningtyas menegaskan bahwa lomba ini tidak berhenti pada kompetisi semata, tetapi menjadi bagian dari upaya besar transformasi perpustakaan desa menjadi pusat aktivitas masyarakat.

“Kami ingin setiap perpustakaan desa mampu menjadi pusat belajar sepanjang hayat, tempat masyarakat mengakses informasi, berinovasi, bahkan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis literasi,” ujarnya.

Beberapa perpustakaan desa di Kabupaten Probolinggo diketahui telah mengembangkan program inovatif, seperti pelatihan keterampilan digital, kelas menulis, pelatihan kewirausahaan berbasis literasi, hingga program literasi keluarga. Perpusdes Delarasati sendiri dinilai unggul karena berhasil menggabungkan konsep literasi digital dan pemberdayaan perempuan, di mana pengunjung tidak hanya membaca tetapi juga dapat mengikuti pelatihan pembuatan produk lokal dan pemasaran daring.

Melalui berbagai inovasi dan pendampingan berkelanjutan, Dispersip Kabupaten Probolinggo menargetkan agar seluruh perpustakaan desa di wilayahnya mampu memenuhi Standar Nasional Perpustakaan (SNP).

Untuk itu, Dispersip telah menyiapkan program pelatihan bagi pengelola perpustakaan, penyediaan sistem katalog digital, serta peningkatan akses ke jaringan internet di perpustakaan desa.

“Dengan prestasi yang terus meningkat setiap tahun, kami ingin menjadikan perpustakaan desa sebagai motor penggerak peningkatan kualitas sumber daya manusia dan budaya baca masyarakat Kabupaten Probolinggo,” tegas Ulfi.

Ia juga berharap agar pemerintah desa semakin menyadari pentingnya keberadaan perpustakaan sebagai pusat pengetahuan dan inovasi lokal. “Kami tidak bisa berjalan sendiri. Butuh dukungan dan kolaborasi dari semua pihak agar literasi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” pungkasnya.

Prestasi yang diraih Perpusdes Delarasati bukan hanya simbol keberhasilan satu desa, tetapi menjadi cermin keberhasilan bersama seluruh pihak yang peduli terhadap dunia literasi di Kabupaten Probolinggo. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi yang terus tumbuh, Dispersip optimistis bahwa budaya literasi akan semakin mengakar dan menjadi pondasi utama pembangunan manusia Probolinggo yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!