LPA Kabupaten Probolinggo Gelar Bimtek PATBM Untuk Perkuat Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat
Probolinggo, Radarpatroli
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Probolinggo menggelar bimbingan teknis (bimtek) Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang diikuti oleh perwakilan dari 15 kecamatan, Selasa (28/10/2025). Kegiatan yang berlangsung di ruang PRIC Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Probolinggo ini merupakan bagian dari upaya memperkuat sistem perlindungan anak dengan melibatkan peran aktif masyarakat sebagai garda terdepan.

Bimtek ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai lembaga yang selama ini berperan dalam isu perlindungan anak. Antara lain Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Rigustina, Kepala UPT PPA Tri Yuliastanto, Ahmad Hafidzi selaku konselor dari Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), serta Sugeng Raharjo dari LPA Kabupaten Probolinggo.
Materi yang disampaikan meliputi kebijakan dan regulasi perlindungan anak, strategi pencegahan kekerasan di lingkungan keluarga dan sekolah, mekanisme penanganan kasus berbasis komunitas, hingga penguatan peran keluarga dan lingkungan sosial dalam mewujudkan perlindungan anak secara berkelanjutan.
Ketua LPA Kabupaten Probolinggo Slamet Riyadi dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga bentuk nyata dari komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi anak.
“Melalui bimtek ini kami ingin memperkuat kapasitas para pegiat PATBM agar mereka mampu menjadi ujung tombak dalam mendeteksi dan menangani kasus kekerasan anak di wilayahnya. Kami berharap peserta dari 15 kecamatan bisa mengimplementasikan hasil bimtek ini dengan membentuk jaringan PATBM yang aktif, tanggap, dan berdaya guna,” ujarnya.

Menurut Slamet, keberadaan PATBM di tingkat desa dan kelurahan menjadi sangat penting karena masyarakatlah yang paling dekat dengan anak-anak dan mengetahui kondisi sosial di lingkungannya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat desa, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan keluarga dalam melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan maupun eksploitasi.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo A’at Kardono menyampaikan apresiasi tinggi kepada para relawan dan aktivis perlindungan anak yang selama ini telah bekerja di lapangan dengan penuh dedikasi.
“Anak-anak adalah aset bangsa yang tidak ternilai. Mereka harus mendapatkan perlindungan, kasih sayang, dan ruang tumbuh yang aman. Pemerintah daerah berkomitmen mendukung setiap inisiatif masyarakat yang berorientasi pada perlindungan anak, karena isu ini adalah tanggung jawab moral kita bersama,” tegasnya.
A’at menambahkan bahwa PATBM memiliki peran strategis sebagai struktur sosial pelindung anak di tingkat akar rumput. Melalui bimtek ini, para peserta dibekali pengetahuan tentang identifikasi dini kekerasan terhadap anak, mekanisme pelaporan dan rujukan ke lembaga layanan, pertolongan pertama psikososial (P3), serta cara membangun sistem dukungan berbasis komunitas.
“Semangat saja tidak cukup, perlu ada kompetensi teknis dan profesionalisme. Anak yang menjadi korban kekerasan membutuhkan respons cepat, penanganan yang tepat, dan dukungan psikologis yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kemampuan peserta dalam koordinasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan PATBM di lapangan,” tambahnya.
Selain sesi paparan, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi interaktif, studi kasus, dan simulasi penanganan anak korban kekerasan, yang memungkinkan peserta memahami situasi riil di masyarakat. Peserta juga didorong untuk menyusun rencana aksi di wilayahnya masing-masing agar program perlindungan anak dapat berjalan lebih terarah dan terukur.
Menutup kegiatan, A’at Kardono menegaskan bahwa tujuan akhir dari bimtek ini adalah membentuk komunitas peduli anak yang tangguh dan berkelanjutan.
“Serap seluruh materi, jadikan pengalaman ini sebagai bekal untuk menggerakkan perubahan di masyarakat. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan, kasih sayang, dan kesempatan tumbuh secara sehat. Mari kita pastikan tidak ada lagi anak yang menjadi korban kekerasan di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, LPA dan DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo berharap sistem Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat dapat semakin kuat, adaptif, dan inklusif dalam menghadapi tantangan zaman serta memastikan hak-hak anak terlindungi secara menyeluruh.
Reporter : Sayful
Sumber Berita : Kominfo Kab.
