Wali Kota Aminuddin Tekankan Pentingnya Mitigasi Dan Simulasi Dalam Kesiapsiagaan Bencana
Probolinggo, Radarpatroli
Musim hujan yang mulai melanda wilayah Kota Probolinggo disertai dengan potensi cuaca ekstrem menuntut seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Sebagai langkah antisipatif, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Probolinggo menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di halaman kantor BPBD setempat, Kamis (30/10) pagi.

Kegiatan apel yang berlangsung dengan khidmat ini diikuti oleh sekitar 100 peserta dari berbagai unsur penting, di antaranya **Kodim 0820 Probolinggo, Polres Probolinggo Kota, perangkat daerah, PMI, Tagana, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FRB), serta sejumlah relawan kebencanaan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di lapangan.
Apel ini bertujuan untuk memastikan seluruh personel dan perangkat pendukung berada dalam kondisi siap menghadapi kemungkinan bencana akibat perubahan cuaca ekstrem, seperti banjir, angin kencang, tanah longsor, hingga genangan air di wilayah perkotaan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meninjau kembali kesiapan sarana, prasarana, kendaraan operasional, dan logistik darurat yang akan digunakan jika terjadi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo Boedi Harjanto menjelaskan bahwa kegiatan apel kesiapsiagaan merupakan bagian penting dari upaya memperkuat koordinasi lintas sektor. “Kegiatan ini menjadi ajang untuk menyamakan langkah seluruh unsur yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Kami ingin memastikan bahwa baik personel, peralatan, maupun logistik dalam kondisi siap pakai dan dapat segera digerakkan saat dibutuhkan,” terangnya.
Lebih lanjut Boedi menjelaskan, dasar pelaksanaan apel ini merujuk pada berbagai regulasi, di antaranya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Bencana Daerah, serta Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 11 Tahun 2018. Tak hanya itu, BPBD juga menindaklanjuti prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur, yang memperkirakan musim hujan 2025–2026 akan datang lebih awal dengan intensitas curah hujan tinggi, berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di beberapa titik rawan.

Apel tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, didampingi Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, serta unsur Forkopimda lainnya. Dalam amanatnya, Wali Kota Aminuddin mengapresiasi BPBD yang secara konsisten menggelar apel kesiapsiagaan setiap tahun sebagai bentuk tanggung jawab dan kesiapan pemerintah daerah menghadapi musim hujan.
“Kesiapsiagaan adalah hal yang wajib. Kita tidak bisa menolak datangnya bencana, namun kita bisa meminimalisir dampaknya melalui perencanaan dan mitigasi yang matang,” tegasnya.
Wali kota menekankan bahwa kesiapsiagaan tidak boleh berhenti hanya pada kegiatan apel, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan latihan lapangan secara berkala. “Saya minta agar setiap instansi terkait melakukan drill atau simulasi penanganan bencana. Dari situ kita bisa menilai sejauh mana kecepatan respon, mengetahui hambatan di lapangan, serta memperbaiki sistem koordinasi agar lebih efektif,” ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Aminuddin juga mengingatkan agar seluruh kantor pemerintahan, sekolah, dan lingkungan masyarakat menyiapkan pos siaga bencana. Ia meminta agar jalur-jalur utama di Kota Probolinggo tetap aman dan bebas hambatan ketika bencana terjadi. “Kesiapan jalur evakuasi dan kecepatan respon adalah kunci utama dalam penyelamatan,” tambahnya.
Usai apel, Wali Kota bersama jajaran Forkopimda melakukan peninjauan langsung terhadap berbagai sarana dan prasarana kebencanaan milik BPBD. Pemeriksaan meliputi mesin chainsaw untuk evakuasi pohon tumbang, perahu karet dan mesin tempel untuk banjir, peralatan vertikal rescue, serta alat bantu pernapasan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus). Tak hanya peralatan, kesiapan logistik darurat juga diperiksa secara detail, meliputi makanan siap saji, lauk pauk tambahan gizi, perlengkapan makan, paket sandang, serta family kit untuk para pengungsi.
Sebagai bentuk kesiapan operasional, BPBD Kota Probolinggo juga telah mengaktifkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) selama 24 jam penuh dengan sistem piket bergiliran. Masyarakat dapat melaporkan kejadian darurat melalui layanan call center 247, yang siap merespons setiap laporan warga kapan pun dibutuhkan. Selain itu, di area kantor BPBD juga disiapkan dapur umum lapangan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan logistik makanan bagi korban bencana dan relawan.
Menutup kegiatan, Wali Kota Aminuddin menyampaikan apresiasi dan harapan agar sinergi antara pemerintah, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat semakin kuat dalam menghadapi tantangan bencana di masa mendatang. “Kalaupun nanti bencana terjadi, kita sudah siap. Dengan kerja sama semua pihak, insyaallah kita bisa menghadapinya dengan baik dan situasi tetap terkendali,” ujarnya penuh optimisme.
Kegiatan apel kesiapsiagaan ini tidak hanya menjadi simbol kesiapan, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kota Probolinggo dalam melindungi warganya dari ancaman bencana alam. Dengan koordinasi lintas sektor yang solid dan semangat kebersamaan, diharapkan Kota Probolinggo dapat menjadi wilayah yang tangguh dan responsif terhadap bencana.
Reporter : Sayful
Sumber Berita : Kominfo Kota
