Puluhan Pelajar Ikuti Sosialisasi Pencegahan Dini Konflik Antar Pelajar Di Kota Probolinggo
                Probolinggo, Radarpatroli
Dalam upaya memperkuat karakter generasi muda sekaligus menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Probolinggo menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Dini Konflik Antar pelajar, Senin (3/11) pagi. Acara yang berlangsung di Aula SMK Negeri 2 Probolinggo ini diikuti oleh puluhan pelajar dari SMK Negeri 2, SMK Negeri 3, dan MAN 2 Probolinggo, dengan menghadirkan narasumber dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) setempat.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, yang hadir didampingi Kepala Bakesbangpol Muhammad Sonhadji, para kepala sekolah, serta perwakilan guru pendamping dari masing-masing lembaga pendidikan. Suasana aula tampak hidup dengan antusiasme para pelajar yang aktif mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab seputar upaya pencegahan konflik serta pembentukan karakter pelajar yang berintegritas.
Dalam sambutannya, Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pendampingan psikologis bagi remaja, khususnya mereka yang berada di usia sekolah menengah atas. Ia menekankan bahwa masa remaja adalah fase kritis yang menentukan arah kehidupan seseorang.
“Situasi dan kondisi psikologis pada masa adik-adik ini masih penuh dengan berbagai kemungkinan. Pada fase ini, adik-adik sering kali masih bingung dan cenderung ingin mencoba banyak hal. Secara perkembangan psikologis, usia 16–17 tahun memang merupakan proses mencari jati diri,” ungkapnya.
Menurut dr. Amin, pada masa ini pengaruh teman sebaya sangat kuat dan sering kali lebih dipercaya dibandingkan orang tua atau guru. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar para pelajar bijak dalam memilih lingkungan pergaulan.
“Pada masa sekolah lanjutan atas, masukan yang lebih dipercaya biasanya datang dari teman-teman sebaya. Karena itu, pesan Bapak, pilihlah teman dengan baik dan bijak. Bertemanlah dengan orang yang membawa pengaruh positif, bukan yang menjerumuskan,” ujarnya di hadapan peserta sosialisasi.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan pembentukan karakter tidak hanya datang dari pendidikan formal, tetapi juga dari lingkungan sosial yang sehat dan dukungan keluarga. “Keluarga, sekolah, dan lingkungan harus bersinergi dalam memberikan arahan, karena remaja tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri tanpa bimbingan,” jelasnya.
Wali Kota berharap kegiatan sosialisasi seperti ini dapat menanamkan kesadaran dan tanggung jawab kepada para pelajar untuk menjadi agen perdamaian di lingkungan sekolah masing-masing.
“Harapannya, informasi ini dapat dipahami dan disampaikan kembali kepada teman-teman, agar apa yang telah disampaikan tadi dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan manfaat, baik untuk jenjang pendidikan selanjutnya maupun dalam proses membentuk adik-adik menjadi sumber daya manusia yang unggul, cerdas, dan berkarakter,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan bahwa konflik antar pelajar tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga mencoreng nama baik sekolah dan keluarga. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh peserta untuk menjaga semangat persaudaraan dan menjauhi segala bentuk kekerasan.
“Perkelahian atau tawuran tidak memberikan manfaat apa pun. Justru yang dibutuhkan saat ini adalah kerja sama, solidaritas, dan saling menghargai. Mari kita jadikan sekolah sebagai tempat menimba ilmu dan menanamkan nilai-nilai moral yang kuat,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Probolinggo, Muhammad Sonhadji, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya di kalangan pelajar.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kondusifitas wilayah Kota Probolinggo, terutama di lingkungan pelajar, dalam rangka pencegahan dini terhadap potensi konflik antar pelajaran. Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab bersama untuk mencegah perilaku negatif yang dapat merusak masa depan generasi muda,” jelas Sonhadji.
Ia menambahkan, kegiatan sosialisasi serupa juga akan digelar di beberapa sekolah lainnya di Kota Probolinggo secara bergilir. Dengan demikian, setiap sekolah diharapkan dapat memiliki pemahaman yang sama dalam menangani persoalan sosial yang mungkin muncul di kalangan pelajar.
“Kami juga menggandeng FKDM untuk memberikan edukasi langsung agar para pelajar memahami pentingnya kewaspadaan dini, komunikasi efektif, dan resolusi konflik. FKDM berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendeteksi potensi permasalahan sosial di masyarakat sejak dini,” terangnya.
Kepala SMK Negeri 2 Probolinggo, Warnoto, yang menjadi tuan rumah kegiatan tersebut, turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya sosialisasi ini. Menurutnya, sinergi antara sekolah, pemerintah, dan orang tua merupakan kunci utama dalam membentuk karakter siswa yang kuat dan berperilaku positif.
“Untuk menekan potensi keterlibatan peserta didik dalam konflik antar pelajar, kami terus mendorong siswa agar aktif dalam kegiatan yang bersifat edukatif dan konstruktif. Caranya adalah dengan memberikan kesibukan positif, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan aktif dalam pembelajaran,” jelasnya.
Warnoto juga mengajak para guru dan orang tua untuk berperan aktif dalam memberikan motivasi serta nasihat moral kepada anak-anak. “Selain memberikan contoh nyata dalam keseharian, pendampingan emosional juga penting. Anak-anak butuh tempat untuk bercerita, bukan dimarahi. Dengan begitu, mereka merasa dihargai dan lebih terbuka,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta tampak antusias mendengarkan materi dari pemateri FKDM yang menyoroti tema “Membangun Budaya Damai di Lingkungan Sekolah”. Para siswa diajak untuk memahami cara mengendalikan emosi, menyelesaikan masalah tanpa kekerasan, serta memperkuat komunikasi positif antar teman.
Acara juga diwarnai dengan sesi interaktif, di mana para pelajar diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, berbagi pengalaman, dan memberikan solusi terhadap persoalan sosial di sekolah. Beberapa siswa mengaku bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan teman dan menghindari perpecahan.
Menutup kegiatan, perwakilan dari Bakesbangpol menyerahkan piagam penghargaan kepada pihak sekolah yang telah mendukung penuh pelaksanaan sosialisasi tersebut. Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama sebagai simbol komitmen bersama dalam mewujudkan sekolah yang damai, aman, dan bebas dari konflik.
Dengan terselenggaranya sosialisasi ini, Pemerintah Kota Probolinggo berharap agar generasi muda dapat tumbuh menjadi pelajar yang cerdas, berkarakter, serta mampu menjadi pelopor perdamaian di lingkungannya. Karena sejatinya, masa depan bangsa ada di tangan mereka — generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan jiwa toleransi yang tinggi.
Reporter : Sayful
Sumber Berita : Kominfo Kota
