Seminar Dan Lokakarya Arsip Sejarah Kota Probolinggo Tekankan Pentingnya Pelestarian Warisan Budaya Lokal
Probolinggo, Radarpatroli
Upaya pelestarian sejarah dan penguatan jati diri daerah kembali mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Probolinggo. Pada Rabu (12/11), Aula Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Probolinggo menjadi pusat kegiatan ilmiah bertajuk Seminar dan Lokakarya

“Jejak Arsip Sejarah Kota Probolinggo sebagai Warisan Budaya serta Relevansinya di Masa Kini dan Tantangan di Masa Depan”.
Kegiatan ini mempertemukan para ahli sejarah, akademisi, peneliti, pemerhati budaya, serta komunitas literasi yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian arsip sejarah lokal. Diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Probolinggo, acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin.
Dalam sambutannya, Wali Kota Probolinggo Aminuddin menegaskan pentingnya memahami sejarah sebagai modal membangun masa depan.
“Usia Kota Probolinggo yang telah mencapai lebih dari enam abad bukan waktu yang singkat. Ini menunjukkan betapa kuatnya akar budaya kita. Banyak bukti sejarah seperti motif batik kuno hingga situs bersejarah Gereja Merah yang mencerminkan panjangnya perjalanan kota ini,” ujar Wali Kota Aminuddin.
Dokter Aminuddin juga menyinggung program akuisisi arsip masyarakat sebagai langkah menjaga dan melestarikan jejak sejarah lokal. Ia berharap, foto-foto dan dokumen tempo dulu milik masyarakat dapat diselamatkan dan dijadikan koleksi arsip kota.
“Kita ingin agar jejak sejarah tidak hilang ditelan waktu, melainkan terus hidup dan menginspirasi,” tambahnya.

Melalui seminar ini, Pemerintah Kota Probolinggo berharap dapat memperkuat identitas kota sebagai kota budaya yang kaya sejarah.
“Makin banyak forum seperti ini, makin banyak pula ruang bagi generasi muda untuk mengenal akar sejarahnya sendiri,” tuturnya optimis.
Sementara itu, Plt Kepala Disperpusip Kota Probolinggo, Wawan Segyantono, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menyelamatkan dan mengamankan informasi historis serta memori kolektif Kota Probolinggo.
“Kami juga berupaya melestarikan dokumen arsip di era digital agar mudah diakses dan dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.
Acara yang dihadiri sekitar 80 peserta ini juga turut menghadirkan dua pakar sejarah, Dr. Abdus Sahir dan Dr. Ahmad Hudri, yang memaparkan strategi pelestarian arsip serta nilai budaya lokal dalam konteks kekinian. Pada kesempatan tersebut, Dr. Ahmad Hudri juga menyerahkan buku Head Netherlands Java Institute dan arsip koleksi pribadinya kepada Wali Kota untuk dijadikan bagian dari koleksi edukatif Disperpusip.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi semiloka yang berlangsung interaktif. Para peserta tampak antusias menyampaikan ide, masukan, dan harapan sebagai tindak lanjut dari giat yang dimulai sekitar pukul 11.30 WIB tersebut. Salah satu peserta bahkan mendapat apresiasi langsung dari Wali Kota Probolinggo dan Plt Kepala Disperpusip atas partisipasinya yang inspiratif.
Melalui forum seperti ini, diharapkan muncul kolaborasi lintas sektor dalam menjaga warisan sejarah Kota Probolinggo agar tetap hidup, lestari, dan memberi manfaat bagi generasi mendatang.
Reporter : Sayful
Sumber Berita : Kominfo Kota
