DPRD Minta Langkah Cepat, Pembangunan Hanggar TPA Bestari Harus Digenjot Maksimal
Probolinggo, Radarpatroli
Pembangunan hanggar atau fasilitas pengolahan limbah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bestari, Jalan Anggrek, Kota Probolinggo, kembali menjadi perhatian serius para legislator. Proyek strategis yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas penanganan sampah kota ini dinilai berjalan jauh di bawah ekspektasi. Hingga memasuki akhir November, progres fisik proyek disebut melenceng lebih dari 30 persen dari target, menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas tersebut tidak dapat rampung sesuai tenggat tahun anggaran berjalan. Kondisi ini memicu sorotan tajam dari Komisi III DPRD Kota Probolinggo yang menilai bahwa keterlambatan tersebut dapat berdampak langsung terhadap keberlangsungan layanan persampahan dan kebersihan kota.
Anggota Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Robet Riyanto, menyampaikan kekhawatirannya setelah meninjau langsung kondisi proyek pada 23 November. Berdasarkan pengamatannya, Robet menilai tingkat penyelesaian pekerjaan sangat jauh tertinggal dibandingkan jadwal yang telah direncanakan.
“Dengan kondisi sekarang, saya rasa kecil kemungkinan hanggar ini bisa selesai. PPK mungkin yakin, tapi fakta di lapangan menunjukkan keterlambatan lebih dari 30 persen,” tegas Robet.
Ia menjelaskan bahwa progres yang tampak masih berada pada tahap pengecoran kolom. Sementara itu, tahapan krusial seperti pemasangan balok, struktur atas, hingga penutupan atap belum dimulai. Secara teknis, proses tersebut membutuhkan waktu tambahan, termasuk masa pengeringan beton dan penyusunan ulang rangka besi.
“Masih ngecor kolom, nanti balok harus nunggu kering dulu, setelah itu naikkan besi lagi. Secara teknis saja sudah tidak mungkin mengejar,” ujarnya.
Robet juga menyoroti dugaan adanya hambatan dari sisi anggaran yang turut memperlambat pelaksanaan kegiatan. Belum lagi faktor cuaca yang memasuki musim penghujan, memaksa pekerja menghentikan pekerjaan ketika hujan turun, sehingga durasi efektif pengerjaan semakin pendek.
Padahal, hanggar pengolahan limbah tersebut merupakan proyek penting bagi masa depan pengelolaan sampah Kota Probolinggo. Saat ini, TPA Bestari hanya mampu menangani sekitar 70 ton sampah setiap harinya. Dengan selesainya hanggar, kapasitas diperkirakan meningkat signifikan hingga mencapai 100 ribu ton per tahun—sebuah peningkatan yang dapat memperpanjang umur operasional TPA dan mengurangi beban penumpukan sampah.
“Kalau hanggar tidak selesai, persoalan sampah di Kota Probolinggo bakal makin panjang. Ini menyangkut kepentingan masyarakat. Dan kalau proyek molor, masyarakat lagi yang dirugikan,” tambah Robet.
Sebagai tindak lanjut, Komisi III meminta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengambil langkah konkret untuk menggenjot kontraktor agar mempercepat pekerjaan. Percepatan ini dianggap penting agar keterlambatan tidak semakin melebar dan proyek tetap berada dalam koridor yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami minta PPK mendorong pekerjaan ini semaksimal mungkin. Kalau pun tetap terlambat, jangan sampai terlalu jauh dari target. Ini tanggung jawab besar, dan dampaknya langsung dirasakan warga Kota Probolinggo,” tegasnya.
Dengan tekanan dan sorotan dari DPRD, proyek pembangunan hanggar TPA Bestari kini berada dalam fase kritis. Masyarakat menaruh harapan besar agar fasilitas ini segera terselesaikan demi optimalisasi pengelolaan sampah kota, peningkatan kualitas lingkungan, dan kelancaran pelayanan publik di bidang kebersihan.
Penulis : Sayful
Editor : Yuris
