Dekranasda Kabupaten Probolinggo Gelar Kurasi Batik Jelang The Seven Lakes Festival 2025, Angkat Kekayaan Budaya Dan Kreativitas Lokal Menuju Panggung Nasional

0
WhatsApp-Image-2025-10-24-at-14.36.40
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Probolinggo menggelar kurasi produk batik sebagai bagian dari persiapan menuju The Seven Lakes Festival 2025. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Pertemuan Argopuro, Kantor Bupati Probolinggo, Jumat (24/10/2025), dan diikuti oleh para pengrajin serta pelaku ekonomi kreatif dari berbagai sentra batik di daerah setempat.

Kurasi dihadiri langsung oleh Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Probolinggo, Ning Marisa Juwitasari Moh. Haris, SE, didampingi Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo Umil Sulistyoningsih, Wakil Ketua Komisi I Supriatin, Wakil Ketua Dekranasda Rita Erik Ugas Irwanto, serta desainer nasional Embran Nawawi asal Surabaya.

Adapun peserta yang terlibat antara lain Batik Ronggomukti, Batik La Berdha, Batik Pancor Emas, Batik Worogo, Batik Selowaty, Batik Pelangi, Batik Sumber Ayu, Batik Balqis, Batik Dewi Rengganis, Batik PSB, dan Batik Randu 7 Mulia.

Dalam kegiatan tersebut, Ning Marisa bersama jajaran tamu kehormatan berkeliling meninjau satu per satu karya batik hasil tangan para perajin lokal yang nantinya akan ditampilkan dalam perhelatan besar The Seven Lakes Festival 2025.

Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari menjelaskan bahwa kegiatan kurasi ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan karya terbaik daerah menuju ajang festival yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Probolinggo.

“Kegiatan kurasi batik ini merupakan bagian penting dari rangkaian persiapan Seven Lakes Festival, sebuah ajang yang memadukan keindahan alam, kekayaan budaya, dan potensi ekonomi kreatif daerah,” ujar Ning Marisa.

Ia menekankan bahwa batik Probolinggo memiliki kekhasan yang mencerminkan kehidupan masyarakat dan keindahan alam sekitarnya. Oleh karena itu, proses kurasi tidak hanya menilai dari sisi estetika semata, melainkan juga nilai filosofi dan orisinalitasnya.

“Kurasi ini bukan sekadar penilaian estetika, tetapi juga penghargaan terhadap jati diri daerah, inovasi, dan kesinambungan tradisi. Kami ingin menjadikan batik sebagai media promosi budaya dan pariwisata sekaligus membuka peluang ekonomi bagi para pelaku UMKM dan generasi muda kreatif,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo, Umil Sulistyoningsih, menyampaikan apresiasi atas langkah Dekranasda dalam memberdayakan pelaku ekonomi kreatif melalui kegiatan kolaboratif ini. Ia menilai, sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk memperkuat citra Kabupaten Probolinggo sebagai destinasi wisata budaya yang unggul.

“Kami tentu mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam kegiatan yang sudah digagas oleh Gus Bupati. Mudah-mudahan semua berjalan lancar tanpa hambatan dan menjadi kegiatan yang luar biasa,” ujarnya.

Menurut Umil, keterlibatan desainer nasional Embran Nawawi dalam kegiatan ini menjadi nilai tambah besar. Kolaborasi antara desainer profesional dan pengrajin lokal diyakini dapat mendorong Kabupaten Probolinggo menuju pengakuan sebagai daerah kreatif yang kaya budaya dan potensi alam.

“Kegiatan seperti ini sangat baik karena bisa mengangkat sektor wisata Kabupaten Probolinggo. Selain mempromosikan kreativitas desainer lokal, ini juga mendorong munculnya produk unggulan daerah,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, desainer nasional Embran Nawawi menilai Kabupaten Probolinggo memiliki potensi besar dalam pengembangan fesyen berbasis budaya, terutama di sektor batik. Ia mengajak seluruh pihak untuk menampilkan karya yang tidak hanya indah, tetapi juga merepresentasikan semangat dan karakter daerah.

“Kalau bisa, dibuat sesuatu yang luar biasa. Bukan mengatasnamakan kelompok atau perorangan, tetapi mengatasnamakan Kabupaten Probolinggo,” tegas Embran.

Ia pun mendorong agar para pembatik diberi ruang yang lebih luas untuk menampilkan karya mereka di ajang bergengsi. “Saya lebih suka menyebut mereka bukan perajin, tapi maestro, karena mereka adalah seniman luar biasa yang menjaga warisan budaya,” ucapnya.

Embran juga menekankan pentingnya menciptakan pengalaman estetika yang berkesan bagi wisatawan. “Tugas kita memanjakan mata, hati, dan pikiran tamu yang datang. Supaya mereka pulang membawa memori indah tentang Kabupaten Probolinggo,” tuturnya.

Sebagai penutup, Embran mengusulkan agar unsur alam seperti danau, air, dan flora khas Probolinggo dihadirkan dalam konsep visual festival. “Jangan ganggu kenyamanan alam, justru padukan agar menjadi satu kesatuan yang harmonis. Kalau bisa, ditampilkan dengan sentuhan dekorasi bunga atau motif batik yang menggambarkan karakter daerah,” pungkasnya.

Melalui kegiatan kurasi ini, Dekranasda Kabupaten Probolinggo menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dan mengangkat warisan budaya lokal. Batik bukan hanya kain, tetapi juga simbol jati diri, semangat kolaborasi, dan kebanggaan masyarakat Kabupaten Probolinggo menuju The Seven Lakes Festival 2025.

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!