Journey Through Probolinggo Heritage Wisatawan Mancanegara Jelajahi Warisan Sejarah Kota Probolinggo

0
WhatsApp Image 2025-10-28 at 14_12_24
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Kota Probolinggo dalam kegiatan bertajuk Journey Through Probolinggo Heritage, Selasa (28/10) pagi. Para pelancong ini merupakan penumpang kapal pesiar internasional** yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Tembaga. Dalam kunjungan sehari tersebut, mereka diajak berkeliling untuk menikmati kekayaan sejarah, budaya, dan kearifan lokal di sejumlah destinasi wisata bersejarah di Kota Probolinggo.

Perjalanan wisata budaya ini dimulai dari SDK Mater Dei di Jalan Suroyo. Sekolah ini dikenal sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi dan arsitektur kolonial khas. Para siswa SDK Mater Dei menyambut tamu asing itu dengan permainan alat musik angklung, menampilkan suasana hangat yang kental dengan nuansa budaya Indonesia.

Kepala SDK Mater Dei, Yuliana Widyastuti, mengatakan bahwa sekolahnya memang kerap menjadi tujuan kunjungan wisatawan asing karena memiliki nilai sejarah yang tinggi.

“Jadi nanti kami memberi kesempatan jika para turis ingin belajar bagaimana cara memegang dan memainkan angklung. Sekolah ini memang termasuk cagar budaya, jadi sering didatangi oleh para turis,” jelas Yuliana.

Tak jauh dari sekolah, rombongan melanjutkan perjalanan ke Gereja Merah atau GPIB Jemaat Immanuel Probolinggo, salah satu ikon religius dan arsitektural yang dibangun pada tahun 1862. Bangunan ini terkenal dengan warna merah bata khasnya dan menjadi saksi sejarah perkembangan kehidupan multikultural di Kota Probolinggo.

Salah seorang jemaat gereja, Feni, menuturkan bahwa Gereja Merah menyimpan banyak peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik hingga saat ini.

“Ada Alkitab zaman Belanda yang menggunakan bahasa Belanda kuno, juga peralatan perjamuan seperti sloki dan cawan yang masih asli peninggalan Belanda,” ungkapnya bangga.

Destinasi berikutnya adalah Museum Probolinggo yang juga berlokasi di Jalan Suroyo. Di sini, wisatawan disuguhi berbagai koleksi sejarah dan artefak yang menggambarkan perjalanan panjang Kota Probolinggo dari masa ke masa. Kegiatan ini juga menjadi ajang promosi produk lokal karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (DKUP) untuk memperkenalkan kain batik khas Probolinggo serta hasil karya UMKM setempat.

“Kami menyampaikan kepada pengunjung tentang sejarah Kota Probolinggo, termasuk mengenalkan batik khas daerah. UMKM yang terlibat ini juga disiapkan oleh DKUP untuk menyambut para tamu. Jadi ini bentuk kolaborasi lintas instansi,” jelas Sardi, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Probolinggo.

Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Tempat Ibadah Tri Dharma Probolinggo, yang menjadi simbol kerukunan antarumat beragama dan etnis di kota ini. Di tempat ini, wisatawan diajak mengenal kebudayaan Tionghoa lokal, mulai dari arsitektur hingga tradisi ibadah yang masih dijaga turun-temurun.

Salah satu pemandu wisata, Bram, mengungkapkan bahwa keunikan multietnik di Kota Probolinggo menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

“Budaya Probolinggo itu unik sekali. Dari Bromo yang penduduknya banyak beragama Hindu, turun sekitar 17 km kita sudah bertemu masyarakat Muslim, lalu di kota ada Katolik, Kristen, dan etnis Tionghoa. Di pelabuhan, ada komunitas Madura yang juga kuat tradisinya. Semua hidup berdampingan,” jelasnya.

Menurut Bram, keberagaman budaya dan sejarah yang terpelihara di Kota Probolinggo adalah aset besar bagi sektor pariwisata. Ia pun mendorong agar masyarakat semakin dilibatkan dalam pengembangan wisata daerah melalui konsep community-based tourism atau **pariwisata berbasis komunitas.

“Pariwisata yang baik itu adalah pariwisata yang tumbuh dari masyarakatnya sendiri. Jadi penduduk lokal harus menjadi bagian dari penggerak agar pariwisata bisa berkembang secara berkelanjutan,” pesannya.

Melalui kegiatan Journey Through Probolinggo Heritage ini, Kota Probolinggo kembali menegaskan posisinya sebagai kota bersejarah yang kaya akan nilai budaya dan toleransi antar umat. Kolaborasi antara masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah diharapkan mampu memperkuat potensi pariwisata lokal sekaligus memperkenalkan keindahan heritage Kota Probolinggo ke dunia internasional.

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kota 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!