Teknologi Tepat Guna UPN Veteran Jatim Ubah Ampas Tahu Jadi Produk Modern

0
Teknologi Tepat Guna UPN Veteran Jatim Ubah Ampas Tahu Jadi Produk Modern
Bagikan

Sidoarjo, Radarpatroli 

Ampas tahu selama ini dikenal sebagai limbah padat hasil sampingan dari industri tahu yang kurang mendapat perhatian dan pemanfaatan optimal dari masyarakat. Padahal, limbah yang tampak sederhana ini menyimpan potensi ekonomi dan gizi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, ampas tahu masih mengandung berbagai zat penting seperti karbohidrat sebesar 11,07%, protein 4,71%, lemak 1,94%, serta sejumlah mineral mikro dan makro seperti Fe (200–500 ppm), Mn (30–100 ppm), Cu (5–15 ppm), Co (1 ppm), dan Zn (50 ppm). Kandungan tersebut menunjukkan bahwa ampas tahu tidak hanya berguna sebagai pakan ternak, tetapi juga dapat diolah menjadi bahan pangan bernilai gizi tinggi. Kamis (13/11/2025)

Selama ini, sebagian besar pelaku usaha tahu hanya memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ternak sapi atau bahan baku pembuatan tempe gembus, yang nilai ekonominya relatif rendah. Kondisi ini juga terjadi di Desa Tropodo, Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, di mana limbah ampas tahu berlimpah setiap hari namun belum dikelola secara produktif. Salah satu UMKM di daerah ini, Barokah Lancar, dikenal sebagai penghasil tempe gembus yang bahan dasarnya berasal dari ampas tahu. Melihat potensi yang belum tergarap maksimal tersebut, perlu adanya inovasi untuk mengolah ampas tahu menjadi produk pangan yang lebih modern, bernilai tambah tinggi, dan memiliki daya saing di pasar.

Menjawab tantangan itu, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN Veteran Jatim) yang dikawal oleh Dr. Dedin Finatsiyatull Rosida, S.TP., M.Kes. dan Fetty Anggraeny, S.Kom., M.Kom, bersama sejumlah mahasiswa, melaksanakan kegiatan “Pelatihan Pengembangan Ampas Tahu Menjadi Produk Pangan Kekinian Berbasis Teknologi Tepat Guna”. Program ini bertujuan memberikan edukasi dan keterampilan kepada kelompok masyarakat, khususnya pengusaha tempe gembus, untuk memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan dasar aneka produk inovatif seperti flakes, kerupuk ampas tahu, dan olahan makanan ringan lainnya.

Metode kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari survey awal untuk memahami kondisi dan potensi lokal, dilanjutkan dengan sosialisasi program, pelatihan teknis pengolahan produk, hingga pendampingan dan evaluasi hasil. Dalam tahap pelatihan, peserta diperkenalkan pada penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang mampu meningkatkan efisiensi proses produksi, baik dari segi waktu maupun kualitas hasil. Penggunaan mesin pengolah modern memungkinkan tekstur dan cita rasa produk lebih konsisten serta higienis, sehingga memenuhi standar pangan kekinian yang digemari konsumen muda.

Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapatkan inkubasi bisnis dan pelatihan pemasaran berbasis teknologi informasi (ICT). Para pelaku UMKM diajarkan strategi digital marketing, mulai dari desain kemasan, penentuan merek, hingga cara memasarkan produk melalui platform daring seperti media sosial dan marketplace. Pendekatan ini diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar produk olahan ampas tahu dan meningkatkan daya saing UMKM lokal.

Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan dampak positif yang signifikan. Kelompok masyarakat pengusaha tempe gembus kini tidak hanya mampu mengolah ampas tahu menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga memiliki kesadaran baru bahwa limbah dapat menjadi sumber ekonomi kreatif. Produk-produk hasil pelatihan tampil lebih menarik dengan kemasan modern, label merek yang khas, dan cita rasa yang variatif, menjadikannya layak bersaing dengan camilan kekinian di pasaran.

Program pengembangan ampas tahu ini menjadi contoh nyata penerapan konsep “zero waste industry” sekaligus langkah strategis dalam mewujudkan ekonomi sirkular berbasis masyarakat desa. Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku UMKM, potensi lokal seperti ampas tahu tidak lagi dianggap limbah, melainkan peluang emas untuk membangun kemandirian ekonomi sekaligus mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di masa depan.

Reporter : Sayful

Penulis : Dr. Dedin Finatsiyatull Rosida & Fetty Tri Anggraeny, S.Kom, M.Kom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!