Kolaborasi Lintas Sektor Wujudkan Sekolah Multigrade Multilayanan untuk Perkuat Akses Pendidikan Wilayah Terpencil
Probolinggo, Radarpatroli
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memperkuat upaya pemerataan pendidikan di wilayah terpencil melalui pengembangan sekolah kelas rangkap (multigrade) berbasis multilayanan. Model ini menjadi strategi untuk memastikan seluruh anak, terutama di daerah sulit akses memperoleh hak pendidikan yang layak, berkualitas, sehat dan aman.

Penguatan konsep multigrade multilayanan tersebut dibahas dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Program Parenting bertema “Memperkuat Akses Pendidikan di Daerah Terpencil” yang diselenggarakan oleh INOVASI pada Selasa–Rabu (25–26/11/2025).
Kegiatan berlangsung di dua lokasi di Korwil Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kecamatan Sukapura dan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo.
FGD pada tingkat sekolah di Kecamatan Sukapura berlangsung pada Selasa (25/11/2025) dengan melibatkan unsur kecamatan, tokoh adat, pemerintah desa, Puskesmas, kader posyandu, komite sekolah, orang tua siswa, pengawas, kepala sekolah hingga guru. Diskusi ini menggambarkan bahwa pembelajaran multigrade harus berjalan beriringan dengan layanan kesehatan, perlindungan anak serta pola pengasuhan keluarga.
Pada Rabu (26/11/2025), forum tingkat Kabupaten Probolinggo digelar di Kantor Disdikdaya Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini dihadiri Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Umi Haniah Fahmi AHZ serta sejumlah Perangkat Daerah diantaranya Dinas Kesehatan (Dinkes), Bapelitbangda, DP3AP2KB, DPMD dan Disdikdaya.
Dalam diskusi tersebut, Dinkes menyoroti tingginya risiko penyakit ginjal pada usia sekolah akibat konsumsi jajanan tidak sehat. Karena itu, sekolah diminta memperkuat kantin sehat melalui pendampingan Kesling dan Promkes.
Sementara DP3AP2KB menyampaikan penanganan perundungan (bullying) melalui konselor dan Forum GenRe yang aktif mengedukasi literasi digital, anti-NAPZA, kesehatan reproduksi hingga kampanye anti bullying.
DPMD mengingatkan adanya missing link pendataan anak SD karena tidak termasuk dalam jalur Bina Keluarga Balita (BKB) maupun Bina Keluarga Remaja (BKR). Meski desa mengalami penurunan anggaran, kolaborasi PAUD–SD Satu Atap tetap dinilai potensial untuk dikembangkan.
Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Umi Haniah Fahmi AHZ menyampaikan penerapan pembelajaran multigrade terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah terpencil. Perkembangan sekolah pelaksana multigrade merupakan bukti nyata keberhasilan program tersebut.
“Multigrade teaching ini menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil atau terisolasi. Dan terbukti keberhasilan sistem ini yang semula hanya 8 sekolah pada tahun 2018, saat ini sudah diterapkan pada 185 sekolah,” ungkapnya.
Ning Hani menegaskan komitmen kuat TP PKK Kabupaten Probolinggo sebagai mitra dalam pengembangan program tahap berikutnya yaitu multigrade multi services (MGMS). Kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi penting untuk pemerataan layanan pendidikan sekaligus penguatan ketahanan keluarga.
“Kami sangat bangga dan senang bisa menjadi mitra INOVASI untuk program multi grade berikutnya yaitu multi grade multi services. Kami yakin PKK dapat berjalan selaras dengan tujuan MGMS ini. Ketika semua pihak saling bersinergi dan menjadi support sistem yang baik untuk tumbuh kembang anak, tentunya Kabupaten Probolinggo ini juga semakin SAE,” tegasnya.
Sementara Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Hary Tjahjono melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati menegaskan kesiapan lintas sektor memperkuat pilot project PAUD–SD Satu Atap di SDN Sariwani 2 dan SDN Sapikerep 3 Sukapura sebagai bagian dari program wajib belajar 13 tahun.
“Dengan keterlibatan pemerintah daerah, desa, tenaga kesehatan, lembaga pendidikan, PKK hingga masyarakat, Kabupaten Probolinggo menargetkan peningkatan kualitas pembelajaran di daerah terpencil, jaminan kesehatan dan keselamatan anak di lingkungan sekolah, penguatan pola asuh dan nutrisi anak, pencegahan bullying dan perlindungan hak anak serta akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Model Sekolah Multigrade Multilayanan diharapkan menjadi salah satu penggerak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terutama pada indikator Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS).
Reporter : Sayful
Sumber Berita : Kominfo Kab.
