Diperta Kabupaten Probolinggo Sosialisasikan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) 2025 Di Krucil

0
Diperta Kabupaten Probolinggo Sosialisasikan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) 2025 Di Krucil
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Langkah strategis diambil Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat. Rabu, 19 Maret 2025, Diperta menggelar sosialisasi kegiatan Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) tahun 2025 di ruang pertemuan Kantor Kecamatan Krucil. Suasana ruang pertemuan pun terasa hangat, penuh semangat gotong royong.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Camat Krucil Febrya Ilham Hidayat, Plh. Kepala Bidang Sarana, Penyuluhan, dan Pengendalian Pertanian Diperta, Evi Rosellawati, serta JF Pengawas Benih Tanaman Muda Okta Purwo Rani. Peserta sosialisasi meliputi Koordinator PPL Kecamatan Krucil, PPL pendamping wilayah binaan, para kepala desa seperti Kepala Desa Betek, Kertosuko, Tambelang, serta 15 kelompok tani penerima manfaat.

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, melalui Evi Rosellawati, menjelaskan bahwa program P2B bertujuan utama meningkatkan pendapatan rumah tangga sekaligus mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Caranya. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk budidaya hortikultura seperti sayuran dan buah, serta komoditas pangan lainnya.

“Program ini hasil sinergi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa & Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia, yang tahun ini difokuskan di Kecamatan Krucil, tepatnya di Desa Betek, Tambelang, dan Kertosuko,” jelas Evi.

Lebih lanjut, Evi mengungkapkan bahwa ketiga desa tersebut dipilih karena memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang aktif, sesuai usulan dari Kementerian Desa. Bukan asal tunjuk, penerima manfaat juga harus memenuhi beberapa kriteria, seperti kelompok tani/gapoktan/Kelompok Wanita Tani (KWT) yang sudah terdaftar di SIMLUHTAN, beranggotakan minimal 30 orang, memiliki pekarangan minimal 20 m² per anggota, berkomitmen menjalankan P2B, serta didukung penuh oleh kepala desa.

Kementerian Pertanian pun tak tanggung-tanggung dalam memberikan dukungan. Bantuan yang diberikan berupa bibit cabe, pisang, ubi jalar, benih sayuran sachet, pupuk, hingga pestisida dan Trichoderma untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Namun, apa yang tidak bisa dipenuhi oleh Kementan, akan dilengkapi oleh Kementerian Desa melalui minimal 20% Dana Desa atau sekitar Rp 75 juta. Dana ini dialokasikan untuk berbagai kebutuhan seperti rumah benih, alsintan, pendampingan, hingga modal BUMDes untuk membeli hasil pertanian warga secara tunai. Win-win solution.

Evi juga menekankan peran strategis BUMDes sebagai pengelola lumbung desa, pemasok bahan pangan, dan mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hasil panen dari pekarangan masyarakat bisa dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi, dijual ke pasar lokal (offtaker), atau ke BUMDes dalam bentuk tunai.

“Harapannya, ada komitmen jelas antara kelompok tani dan BUMDes. Dengan begitu, program ini tidak hanya berhenti di tahun ini saja, tapi bisa berkelanjutan dan terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Evi, penuh optimisme.

Sebuah gerakan kecil di pekarangan, tapi berdampak besar bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Mari hijaukan pekarangan, sejahterakan warga.

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!