Wali Kota Probolinggo Dorong Kedungasem Jadi Sentra Bawang Merah Dan Destinasi Wisata Kota

Probolinggo, Radarpatroli
Suasana Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, terasa berbeda pagi itu, Senin (24/3). Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, kembali melanjutkan program unggulannya, berkantor di kelurahan. Bukan sekadar pindah meja kerja, tapi membawa visi besar untuk menggali potensi wilayah sekaligus menguatkan denyut ekonomi lokal.

Di tengah obrolan hangat bersama warga dan perangkat kelurahan, dr. Amin menyoroti potensi utama Kedungasem bawang merah. Komoditas yang sudah lama menjadi tulang punggung para petani setempat ini, menurutnya, tak boleh sekadar jadi hasil panen biasa. Ada peluang lebih besar menanti.
“Daerah ini memiliki potensi besar dengan bawang merah, tapi jangan lupa produknya diberi nama produksi Kedungasem Kota Probolinggo agar produk lokal ini bisa lebih dikenal, bahkan ke luar daerah,” pesan dr. Amin.
Beliau membayangkan, bukan tidak mungkin, bawang merah Kedungasem bakal punya label kebanggaan yang terpampang di berbagai pasar nusantara, bahkan mancanegara. Sebuah simbol kejayaan ekonomi berbasis lokalitas.
Tak berhenti di pertanian, wali kota juga menelurkan ide menarik mengangkat Kedungasem sebagai destinasi wisata kota. Ia menantang setiap RW untuk punya daya tarik tersendiri. Entah itu hamparan ladang bawang merah yang bisa jadi spot edukasi dan selfie kekinian, atau sentra kuliner khas, semua bisa digarap asal ada kemauan dan kolaborasi.
“Saya minta 1 RW itu ada satu destinasi wisata. Tadi ada banyak bawang, jika dikelola dengan baik bisa kita jadikan destinasi wisata kota yang menarik,” tutur dr. Amin, penuh semangat.
Lalu, siapa sangka di RW 7 tersembunyi sebuah pabrik tahu legendaris Pabrik Tahu Proma. Potensi besar yang juga menjadi perhatian wali kota. Ia berharap, produksi tahu ini bisa diperluas agar mampu menggerakkan roda perekonomian, membuka lapangan kerja, sekaligus memperkuat UMKM sekitar.
“Harapan kami bisa diperluas dan diproduksi lebih besar lagi untuk meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan dampak positif bagi UMKM di sekitar,” imbuhnya.
Dalam dialog terbuka dengan warga, dr. Amin tak lupa menyinggung soal kebersihan lingkungan dan pemerataan manfaat program pemerintah. Baginya, wilayah yang terletak di ujung kelurahan pun berhak merasakan sentuhan pembangunan, tanpa kecemburuan sosial.
“Paling ujung itu yang akan kita kembangkan, misal berupa bantuan maupun kegiatan-kegiatan agar supaya tidak ada kecemburuan masyarakat,” tegasnya.
Kabar baiknya, pada tahun 2026 nanti, pemerintah berencana meningkatkan anggaran untuk setiap RT/RW menjadi satu juta rupiah per bulan. Bentuk perhatian nyata bagi kebutuhan warga di akar rumput.
Program demi program yang dibawa dr. Amin disambut antusias oleh warga. Salah satunya, Ahmad Sidik, Ketua RW 7. Ia dengan lantang menyatakan dukungannya.
“Saya sangat mendukung semua program dari Pak Wali Kota. Terutama dalam pengelolaan sampah, UMKM, dan destinasi wisata,” ujarnya penuh semangat, seolah ingin langsung mengajak warganya bergerak.
Hari itu, bukan hanya sekadar kunjungan seorang wali kota. Tapi sebuah momentum di mana mimpi-mimpi tentang bawang merah Kedungasem, wisata kota, hingga UMKM lokal mulai disemai. Siap bertumbuh, mengakar kuat, dan mengharumkan nama Probolinggo.
Reporter : Sayful
Narasumber : Kominfo Kota