Intervensi Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Bantuan Beras Fortifikasi Di Kecamatan Banyuanyar

Probolinggo, Radarpatroli
Rabu, 30 April 2025, menjadi hari yang penuh harapan bagi ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (baduta) di Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Probolinggo meluncurkan sebuah program strategis untuk mencegah stunting melalui penyerahan bantuan beras fortifikasi. Program ini bertujuan untuk memastikan asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan baduta yang berisiko tinggi stunting.

Beras fortifikasi yang dibagikan merupakan jenis Fortivit, beras yang diperkaya dengan mikronutrien penting seperti zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin B kompleks. Program ini bukanlah hasil kerja satu instansi saja, melainkan sebuah kolaborasi antara DKP, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), serta pihak Kecamatan Banyuanyar. Tak ketinggalan, Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Klenang juga turut berperan dalam penyediaan data penerima bantuan, yakni ibu hamil dan baduta.
Secara keseluruhan, 483 penerima manfaat menerima 20 kg beras fortifikasi, yang terdiri dari 372 ibu hamil dan 111 baduta dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu indikator risiko stunting. Penyerahan bantuan ini berlangsung di Pendopo Kecamatan Banyuanyar, dengan simbolis dilakukan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Juwono Prasetijo Utomo.
Kepala DKP Kabupaten Probolinggo, H. Yahyadi, mengungkapkan bahwa program ini adalah bagian dari sistem kewaspadaan pangan dan gizi yang berfungsi sebagai deteksi dini masalah gizi dan pangan. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menurunkan angka stunting yang menjadi salah satu prioritas nasional.
“Tujuan utama program ini adalah menekan angka stunting, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan melalui pemberian makanan yang telah difortifikasi sesuai kebutuhan gizi sasaran. Ini adalah bagian dari visi besar mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045,” ujar H. Yahyadi.
Melalui bantuan beras fortifikasi, diharapkan ibu hamil dan baduta mendapatkan asupan gizi yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal. H. Yahyadi juga mengapresiasi kerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. PLN Nusantara Power UP Paiton, yang turut mendukung program ini.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Probolinggo, Juwono Prasetijo Utomo, menegaskan bahwa pencegahan stunting adalah prioritas utama dalam pembangunan daerah. Upaya pencegahan ini bahkan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo. Untuk itu, pemerintah kabupaten melalui berbagai program dan peraturan, seperti Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2019, berkomitmen untuk mengatasi masalah stunting.
“Pencegahan stunting menjadi prioritas karena dampaknya yang luar biasa terhadap kualitas sumber daya manusia. Stunting dapat mempengaruhi kesehatan, kemampuan kognitif, serta produktivitas masyarakat di masa depan,” jelas Juwono.
Juwono juga menambahkan bahwa pemberian beras fortifikasi adalah langkah konkret untuk meningkatkan nilai gizi pada makanan sehari-hari. Beras fortifikasi, yang diperkaya dengan mikronutrien, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil dan baduta, serta mengurangi risiko kekurangan gizi.
Camat Banyuanyar, Hudan Kurniawan, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan pemerintah. Dengan tingginya angka stunting di wilayahnya, bantuan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama ibu hamil dan baduta.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kami, khususnya ibu hamil dan baduta yang sangat membutuhkan asupan gizi tambahan,” ujarnya penuh haru.
Program ini tak hanya sekadar pemberian bantuan. Lebih dari itu, ini adalah langkah penting dalam membangun generasi masa depan yang sehat dan produktif. Dengan perhatian yang terus diberikan kepada kesehatan ibu hamil dan baduta, Kabupaten Probolinggo berharap dapat memutus rantai stunting dan mencapai tujuan besar, yaitu Indonesia Emas 2045.
Reporter : Sayful
Narasumber : Kominfo Kab.