Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII Di Pantai Bahak, Tongas Probolinggo Ajang Edukasi Dan Konservasi Alam

0
Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII Di Pantai Bahak, Tongas Probolinggo Ajang Edukasi Dan Konservasi Alam
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Kabupaten Probolinggo kembali menjadi pusat perhatian dengan terselenggaranya Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII yang digelar di Pantai Bahak, Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas, Selasa (19/08/2025). Festival ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian ekosistem mangrove, sekaligus memperkenalkan potensi wisata bahari Probolinggo yang semakin berkembang.

Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris, Walikota Probolinggo dr. Aminuddin, serta jajaran Forkopimda Kota dan Kabupaten Probolinggo. Sekda kabupaten Probolinggo. H. Ugas Irwanto Turut hadir pula Dandim 0820 Letkol Iwan Hermaya, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri, Kapolres Probolinggo AKBP M. Wahyudin Latif, Jajaran Forkopimcam Tongas. Camat Tongas Rochmad Widiarto, S.Stp, Danramil 0820/05 Tongas Kapten Arh Khairudin, Kapolsek Tongas AKP Mugi, SH, serta OPD terkait dan tokoh masyarakat. Kehadiran para pejabat daerah hingga akademisi dari berbagai perguruan tinggi menunjukkan besarnya perhatian lintas sektor terhadap pentingnya pelestarian mangrove di Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris, menyampaikan bahwa keberadaan hutan mangrove di Pantai Bahak tidak hanya berfungsi sebagai benteng alami dari abrasi, tetapi juga menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan dan biota laut lain yang menopang kehidupan nelayan. Ia menekankan bahwa tanpa adanya event seperti Festival Mangrove, edukasi kepada generasi muda dan masyarakat pesisir akan sulit dilakukan.

“Anak-anak sekolah, para nelayan, dan masyarakat harus mendapatkan pemahaman sejak dini tentang pentingnya menjaga kelestarian mangrove. Mangrove mengajarkan kita banyak hal: akarnya yang kokoh mampu menahan gelombang, daunnya yang tebal mampu bertahan di lingkungan asin, dan bijinya yang mampu tumbuh di mana saja menjadi pelajaran berharga bahwa alam selalu memberikan manfaat meski dalam kondisi sulit,” tegas Bupati Haris.

Bupati Probolinggo juga berharap agar infrastruktur menuju kawasan Pantai Bahak bisa terus ditingkatkan, sehingga kawasan wisata mangrove ini dapat menjadi destinasi unggulan yang membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan ekologi.

Sementara itu, Sekretaris Dirjen PDASRH-KLH RI, Dr. Mohammad Zainal, S.Hut, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Jawa Timur memiliki ekosistem mangrove terluas sekaligus terlengkap di Pulau Jawa. Bahkan, ekosistem mangrove alami di Jawa Timur seperti di kawasan Alas Purwo dan Baluran diakui memiliki lebih dari 30 spesies mangrove, menjadikannya salah satu ekosistem mangrove terlengkap di dunia.

Menurutnya, hal ini menjadi peluang besar bagi Jawa Timur untuk dikembangkan sebagai perpustakaan mangrove (mangrove library) Indonesia, yang nantinya dapat menjadi rujukan nasional maupun internasional dalam hal penelitian, edukasi, dan pengembangan wisata ekologi.

“Kami juga sedang mendorong kerja sama dengan World Bank melalui program M4CR (Mangrove for Climate Resilience), yang menargetkan rehabilitasi mangrove hingga 41.000 hektar di beberapa provinsi. Jawa Timur menjadi salah satu lokasi strategis karena keanekaragaman mangrove yang sangat kaya,” ungkap Zainal.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Festival Mangrove yang rutin digelar hingga memasuki tahun ke-7 ini. Menurutnya, mangrove bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan.

Gubernur Jatim Khofifah mencontohkan bahwa di beberapa daerah, nelayan yang dahulu harus melaut jauh kini dapat lebih dekat mencari ikan karena kehadiran mangrove yang menciptakan habitat alami bagi berbagai jenis ikan. “Kalau kita menanam mangrove, maka ikan akan datang. Ini bukti nyata bahwa menjaga lingkungan juga berarti menjaga rezeki dan masa depan masyarakat pesisir,” ujar Khofifah.

Ia juga mengajak seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, komunitas, hingga masyarakat luas, untuk terus menumbuhkan kesadaran bersama dalam mencintai alam. Menurutnya, menanam mangrove adalah bagian dari ikhtiar agar generasi mendatang bisa hidup dalam lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Acara puncak Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII ditandai dengan penyerahan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap pelestarian mangrove dan ekosistem pesisir. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur didampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, kegiatan juga dilanjutkan dengan penanaman pohon mangrove secara simbolis oleh pejabat daerah, tokoh masyarakat, hingga pelajar, sebagai bentuk komitmen nyata menjaga kelestarian alam. Tidak hanya itu, dilakukan pula pelepasan kepiting bakau sebagai simbol dukungan terhadap keberlanjutan ekosistem pesisir.

Festival ini juga diramaikan dengan pameran produk lokal berbasis mangrove, pertunjukan seni budaya, serta edukasi lingkungan untuk pelajar dan masyarakat umum. Suasana di Pantai Bahak tampak semarak dengan antusiasme masyarakat yang memadati lokasi, sekaligus menikmati indahnya panorama pesisir yang menjadi rumah bagi ribuan pohon mangrove.

Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII di Pantai Bahak menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan mengedepankan semangat kolaborasi, kegiatan ini tidak hanya menjaga kelestarian mangrove, tetapi juga membawa pesan kuat tentang pentingnya harmoni antara manusia dan alam.

Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus menjaga ekosistem pesisir, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui potensi wisata dan hasil laut yang berkelanjutan.

Penulis : Sayful

    Editor : Yuris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!