21 Dokter Internsip Resmi Ditempatkan Di Kabupaten Probolinggo, Perkuat Layanan Kesehatan Hingga Ke Puskesmas

0
IMG-20250825-WA0179-1536x864
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Sebanyak 21 dokter internsip resmi ditempatkan di Kabupaten Probolinggo untuk menjalani tugas selama satu tahun penuh dalam rangka mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Program ini dimulai pada 21 Agustus 2025 hingga 20 Agustus 2026, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Dirjen Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.02.02/F/3379/2025.

Program internsip merupakan kewajiban bagi setiap dokter baru lulusan fakultas kedokteran di Indonesia sebelum dapat melanjutkan praktik secara mandiri. Melalui program ini, para dokter muda diharapkan dapat mengasah keterampilan klinis, memperkuat etika profesi, serta memahami sistem pelayanan kesehatan secara langsung di lapangan.

Setiap dokter internsip akan menjalani pola rotasi selama enam bulan di rumah sakit dan enam bulan berikutnya di puskesmas. Dengan sistem rotasi ini, peserta tidak hanya berfokus pada pelayanan kuratif, tetapi juga mendapatkan pengalaman dalam upaya promotif dan preventif yang menjadi tanggung jawab puskesmas.

Di Kabupaten Probolinggo, para dokter internsip dibagi ke dalam tiga wahana pelayanan kesehatan,

RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan Puskesmas Maron, 7 dokter internsip.

RSUD Tongas dan Puskesmas Leces, 7 dokter internsip.

RS Wonolangan dan Puskesmas Pajarakan, 7 dokter internsip

Penempatan ini dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga medis, kapasitas rumah sakit dan puskesmas, serta pemerataan distribusi layanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Hariawan Dwi Tamtomo, melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Sri Rusminah, menyatakan bahwa keberadaan 21 dokter internsip ini sangat penting dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat.

“Kami sangat mengapresiasi program internsip dari Kementerian Kesehatan yang menempatkan dokter-dokter muda di Kabupaten Probolinggo. Mereka akan menjadi bagian dari penguatan layanan kesehatan primer di puskesmas maupun layanan rujukan di rumah sakit daerah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sri Rusminah menegaskan bahwa Dinas Kesehatan akan memberikan dukungan penuh kepada para peserta internsip, mulai dari aspek pembinaan, monitoring, hingga penyediaan fasilitas pendukung.

“Dinkes Kabupaten Probolinggo akan memastikan mereka mendapatkan pembinaan yang optimal, termasuk pendampingan langsung dari dokter senior di masing-masing wahana. Selain itu, ada koordinator wahana yang bertugas memantau perkembangan mereka agar proses belajar berjalan baik. Kami ingin pengalaman satu tahun ini menjadi bekal penting sebelum mereka praktik secara mandiri,” tambahnya.

Selain meningkatkan kompetensi lulusan kedokteran, program internsip juga menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan distribusi tenaga medis di Indonesia. Dengan penempatan di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Probolinggo yang memiliki wilayah perkotaan, pedesaan, hingga pesisir, program ini diharapkan dapat menghadirkan layanan kesehatan yang lebih merata.

Sri Rusminah menekankan bahwa penempatan dokter internsip juga berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas yang masih kekurangan tenaga medis. “Dengan adanya mereka, pelayanan di puskesmas dan rumah sakit akan semakin terbantu. Ini sangat penting untuk menjamin masyarakat tetap mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal, terutama di daerah yang membutuhkan tambahan tenaga dokter,” tegasnya.

Program PIDI bukan hanya sekadar kewajiban administratif, tetapi juga investasi jangka panjang dalam pembangunan kesehatan nasional. Melalui penempatan di berbagai wahana, para dokter muda diharapkan memiliki pemahaman komprehensif tentang kebutuhan masyarakat serta tantangan di lapangan, mulai dari penyakit menular, kasus gawat darurat, hingga penyakit tidak menular yang semakin meningkat.

Dengan berjalannya program internsip ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo optimistis layanan kesehatan di daerah akan semakin kuat. Kehadiran 21 dokter internsip bukan hanya membantu meringankan beban tenaga medis yang ada, tetapi juga menjadi bagian penting dalam mewujudkan pemerataan akses kesehatan dan peningkatan kualitas layanan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Reporter : Sayful

Narasumber : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!