Revitalisasi Masjid, Pemerintah Dorong Peran Strategis dalam Membangun Umat

0
IMG-20250929-WA0217-1536x1156
Bagikan

Probolinggo, Radarpatroli 

Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah semata. Hal ini ditegaskan oleh Bupati Probolinggo, dr. Mohammad Haris atau yang akrab disapa Gus Haris, dalam workshop revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) bertema “Mendesain Masjid Berdaya dan Berdampak untuk Umat” yang digelar di Pusat Layanan Haji dan Umroh Terpadu (PLHUT) Kraksaan, Senin (29/9/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo M. Zubaidi, Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo H. Samsur, Ketua PCNU Kota Kraksaan KH. Hafidzul Hakim Noer, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Probolinggo HM. Ramly Syahir, serta perwakilan ATR/BPN Probolinggo. Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan sertifikat wakaf sekaligus pelepasan peserta Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) Nasional 2025 yang mewakili Kabupaten Probolinggo.

Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo, H. Samsur, dalam laporannya menyampaikan bahwa masjid memiliki peran strategis dalam membangun peradaban umat. Ia mencontohkan, ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, yang pertama kali dibangun adalah masjid, bukan rumah. “Dari masjid inilah lahir kekuatan dakwah, pendidikan, dan penguatan iman,” ujarnya.

Samsur mencatat, terdapat 1.692 masjid di Kabupaten Probolinggo, sebagian besar sudah bersertifikat. Potensi besar itu, menurutnya, harus dioptimalkan agar masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ramah anak, ramah masyarakat, serta menjadi pusat kebersamaan umat. “Masjid bukan sekadar bangunan fisik. Ia harus menjadi tempat pembinaan umat, dakwah, pendidikan, majelis taklim, hingga Taman Pendidikan Al-Qur’an,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa tantangan ke depan bukan hanya soal menjaga kemakmuran masjid, tetapi juga kebersihan hati jamaahnya. “Kemakmuran masjid harus sejalan dengan kemakmuran jamaah, lahir maupun batin,” imbuhnya.

Dalam arahannya, Bupati Probolinggo Gus Haris menegaskan bahwa sejak zaman Nabi Muhammad SAW, masjid memiliki fungsi yang sangat luas, bukan hanya tempat salat berjamaah, tetapi juga pusat musyawarah, pendidikan, bahkan perekonomian umat. Menurutnya, semangat ini perlu dihidupkan kembali di era modern.

“Kalau masjid mandiri secara finansial, marwahnya terjaga. Masjid bisa mengelola zakat, sedekah, wakaf, hingga usaha kecil. Jadi, selain pusat ibadah, masjid juga bisa mensejahterakan jamaah dan masyarakat sekitar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Haris menyebutkan bahwa ada dua kata kunci dalam memakmurkan masjid, yaitu berdaya dan berdampak. Berdaya berarti masjid mandiri dan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki, sementara berdampak artinya memberikan manfaat, baik secara spiritual maupun sosial-ekonomi bagi masyarakat.

“InsyaAllah kalau dikelola dengan manajemen modern, masjid bisa menghadirkan keberkahan yang dirasakan bersama. Tidak hanya meningkatkan kualitas kehidupan beragama, tetapi juga turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Melalui workshop revitalisasi BKM ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo berharap agar seluruh pengurus masjid, tokoh agama, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat berkolaborasi mewujudkan masjid yang benar-benar menjadi pusat peradaban, pendidikan, sekaligus kemandirian ekonomi umat.

Reporter : Sayful

Sumber Berita : Kominfo Kab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kalau Wartawan Jangan Copas Lahhhh!!!